Feeds RSS

Minggu, 26 Januari 2014

Hipertensi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi
Pengertian Hipertensi

Guyton & Hall, Fisiologi Kedokteran Edisi 9
Dikatakn menderita hipertensi (tekanan darah tinggi), berarti bahwa tekanan arteri rata-ratanya lebih tinggi daripada batas atas yang dianggap normal. Dalam keadaan istirahat bila tekanan arteri rata-rata lebih tinggi dari 110 mmHg (normal sekitar 90 mmHg), maka hal ini disebut hipertensi, nilai ini terjadi bila tekanan darah diastolic lebih besar dari 90 mmHg dan tekanan sistolik lebih besar dari kira-kira 135-140 mmHg.

Cristine Hancock, Kamus Keperawatan
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, keadaan meningginya tekanan darah yang abnormal dan biasanya meliputi tekanan darah sistolik dan diastolic. Tidak terdapat kesepakatan universal tentang batas atas tekanan normal, terutama pada peningkatan usia. Banyak kardiologist yang berpendapat bahwa tekanan sistolik dalam keadaan istirahat sebesar 160  mmHg dan tekanan diastolic dalam keadaan istirahat sebesar 100 mmHg merupakan keadaan patologis. Penyebab hipertensi dapat bersifat renal, endokrin, mekanis atau toksik (seperti pada taksemia kehamilan), namun etiologi hipertensi pada banyak kasus tidak diketahui sehingga keadaan ini disebut “hipertensi essensial”.

Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, 1982
WHO telah membuat kriteria bahwa seseorang dianggap menderita hipertensi bila tekanan darah kausal lebih besar dari 160/95 mmHg, sedangkan dengan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg adalah normotensif dan disebut “bardeline hypertension” apabila terdapat diantaranya.



Barbara C.Long, Perawatan Medikal Bedah, 1996
Hipertensi sering kali dianggapada kaitannya dengan gangguan vaskuler perifer dengan beberapa alasan. Diantara gangguan sirkulasi, sebagian faktor-faktor penyebab sama berkaitan hipertensi merupakan faktor risiko yang besar dari aterosklerosis dan merupakan penyebab yang besar dari penyakit pembuluh darah perifer. Hipertensi secara umumdianggap terjadi biloa tekanan diastolic dari pasien lebih dari 90 mmHg. Berdasarkan kriteria hipertensi dari Organisasi Kesehatan Sedunia adalah bila sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolic 95 mmHg.
 
Jadi, penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.

Klasifikasi Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary:
·  Hipertensi PrimaryHipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
·  Hipertensi SecondaryHipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
< 120 mmHg
(dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
(atau) 80-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
(atau) 90-99 mmHg
Stadium 2
>= 160 mmHg
(atau) >= 100 mmHg
Etiologi Hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
  1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
  2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah  kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
  1. Penyakit Ginjal
    • Stenosis arteri renalis
    • Pielonefritis
    • Glomerulonefritis
    • Tumor-tumor ginjal
    • Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
    • Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
    • Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
  2. Kelainan Hormonal

  1. Obat-obatan
  2. Penyebab Lainnya
    • Koartasio aorta
    • Preeklamsi pada kehamilan
    • Porfiria intermiten akut
    • Keracunan timbal akut.
Sampai saat ini penyebab hipertensi belum jelas. Fakta yang ada sampai saat ini hipertensi disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor genetika dan faktor lingkungan. Faktor-faktor risiko hipertensi antara lain :
Faktor genetik (tidak dapat dimodifikasi) :
  • Usia, hipertensi umumnya berkembang antara 35 – 55 tahun
  • Etnis,  etnis Amerika keturunan Afrika menempati risiko tertinggi terkena hipertensi
  • Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi adalah diturunkan secara genetis.
Faktor lingkungan  (dapat dimodifikasi)
  • Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia.
  • Obesitas/kegemukan, tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan berat badan.
  • Merokok, obat-obatan, dan minuman alkohol, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit jantung koroner.
  • Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah 2 kali lipat.
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatisdi toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai ketakutan dan kecemasan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstroktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstroksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.   
      Pertimbangan Gerontologis. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh darah perifer bertangguangjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.   

Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai dengan system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertropi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menhan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroke, dan pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak mencapai 80%.

Komplikasi

Karena hipertensi yang berkepanjangan jaringan elastisdari arteriole terganti oleh jaringan fibrosa kolagen .dinding arteriole yang menebal menjadi kurang bisa berdilatasi sebaliknya menimbulkan retensi yang lebih besar pada aliran darah.ventrikel kiri memerlukan lebih banyak tenaga untuk menjadi kosong secara sempurna, menjadi lebih melebar dan tidak mampu mendorong volume yang normal,dan serabut mendorong volume yang normal ,dan serabut serabut otot merentang (hipertropi) akibat berusaha meningkatkan kekuatan kontraksi. Suplai darah yang tidak sempurna ke arteri koroner dapat menimbulkan angina pectoris atauinfark myocardium. Hipertrofi ventrikelkiri berdampak kegagalan jantung kongestif.
                Diluar jantung perubahan dinding arteriole dapat menimbulkan kerusakan organ yang permanen.terutama ginjal yang paling mudah menderita dan bila terjadi nekrosis fibrinoid pada arteriole aferen , glomerulus tidak mendapat suplai darah maka terjadilah kerusakan ginjalpermanen dan berakibat kegagalan ginjal pembuluh pembuluh otak pun terpengaruh , perubahan neurologist atau stroke bias terjadi akibat pendarahan dari pembuluh yang bocor karena thrombosit.
                Hipertensi maligna adalah hipertensi yang berat dan berkembang sangat cepat,sering timbul pada orang kulit hitam di bawah umur 40 tahun.bila pengobatan medis tidak berhasil perjalanan sangat fatal dan orang biasanya meninggal setelah 2 tahun.kematian merupakan sekunder dari perubahan yang terjadi pada ginjal,jantung,atau otak,dan pasien meninggal akibat uremi,infark myocardium,kegagalan jantung kongestif atau karena cerebrovaskuler  accident (stroke).

Obat obat oral yang dipakai untuk pengobatan hipertensi.
Obat obatan
Cara bekerja obat
Berbagai pengaruh
Diuretik
Thiazids
Hidrochlorothiazide (esidrix,hydrodiuril)
Chlorothiazide (diuril)
Quinethazone (hyygroton)








Loop Diuretik
Furosemide (lasiks)
Etharynic acid (Edecrin)





Bahan bahan pendamping
Potassium
Spironolactone (aldactone)
Triamterene (dyrenium)

Obat obat yang bekerja
Terhadap saraf pusat inhibitor adrenergic (bekerja pada perifer)
Rauwolia alkalois
Reserpine
Guanethidine(ismelin)









Inhibitor adrenergic (bekerjsa ke pusat)
Methyldopa(aldoment)
Clonidine (catapres)



Beta Blockers
Propanolol (inderel)
Metoprolol (lopressor)
Nadolol (cordard)
Atenolol (tenormin)


Vasodilator                                                                                                                                                  
Hydralizine  (apresoline)


Prazosin (minipres)




Minoxidil (loniten)   



Captropiul (capoten)        
Mengambat reabsorbsi sodium pada bagian cortical dari tubulus asendens air di ekskresi dengan sodium berdampak penurunan volume darah .
Perhatian :thiazidetidak efektif pada kegagalan ginjal.




Menghambat reabsorsi sodiumdan air pada bagian medulla tubulus asendens.




Menahan aldosteron sodium diekskresi sebagai perlu karan dengan potassium.






Menurunkan catecholamine padaserabut serabut npostganglion simpati.
Menghambat norepinephrine yang dikeluarkan dariujung ujung saraf adrenergic

Penuruna sistemsaraf simpatis dengan menggesre norepineprin dari tempat reseptor







Menghambat reseptor reseptor beta adernergik darisistem sarapsimpatis ,menurunkankecepatan jantung dan tekanan darah .
Vasodilator periper yang menimbulkan releks langsung dariotot otot halus vasikuler.
Samasepertidiatas juga bias memblok reseptor reseptor post synaplic alfa adrenergic.

Vasodilator periper



Penurunan resistan arteri perifer
Perubahan perubahan elektrolit,BUN, uric acid potassium,glukosa darah,calcium.
Dianjurkan suplemenpotassium .kemungkinan hipotensi postural padamusim panas akibat kehilangan sodium.
Gangguan GI,mulut kering,haus ,lemah ,nyeri otot,capai, tachycardia.

Diuretic sangat besar karenavolume cepat hilang
Elektrolit berkurang
Haus,bintik bintik pada kulit hipotensi postural ,mual,muntah muntah .

Mengantuk,bingung diare –memberikan obat harus setelah makan .
Hiperkalemi.
Gynecomatica dengan aldactone .








Mual lemah depresimanifestasi yang dilaporkan
Longesti hidung,hiperaktifitasgastrik.
Perhatian terhadap orthostatis hipotensi .diare dan mual.
Konsultasi mengenai disfungsi seksual impotent atau tidak bias ejakulasi
Mengantuk kelelahan hipotensiortho statis tingan percobaan comb positif impotent .

Timbulkembali hipertensi bila clonidine dihentikan dengan mendadak



Bradicardi,capai insomnia,bizarre dreams/mimpikacau,disfungsi seksual ,kadang kadang mualmuntah gangguan daerah epi gastrium.

Sakit kepala ,mual muntah palpitasi capai lupussindromjarangterjadi padadosis dan pada pemakaian jangkapanjang
Perhatian kepada pasien ‘ada dosis pertama) suncope kelemahan dari hipotensi orthostasis.
Membengkak edema perifer berat badan naik detak jantung cepat atau tidakteratur.

Kulit kemerah merahan angio edema detakjantung cepat atau tidakteratur

Penatalaksanaan Diet
Pembuluh darah koroner yang menderita aterosklerotik, selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah tersebut, dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Nama lengkapnya adalah hipertensi esensial.
Pembatasan jumlah cairan, ataupun pemberian cairan / air minum lebih daripada biasanya kepada penderita, juga ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap tekanan darah.
Diet rendah garam umumnya dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi. Akan tetapi banyak ahli kedokteran yang masih meragukan efek diet rendah garam itu terhadap penurunan tekanan darah.
Lebih-lebih jika kandungan natrium dalam diet penderita di atas 250 gram sehari. Jadi agar diet rendah garam itu membawa pengaruh berupa penurunan tekanan darah, maka kandungan natrium dalam diet harus berkisar antara 200 – 250 mg sehari.
Jika digunakan diet Kempner dengan kadar natrium sekitar 200 mg, diet itu harus diberikan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu, penderita hipertensi, sungguhpun ia sudah menjalani diet pantang garam, masih juga memerlukan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.
1. Makanan yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah :
·         Sayuran dan buah-buahan. Kandungan serat dan vitamin Cnya dapat membentu menurunkan tekanan darah tinggi.
·         Serealia juga berfungsi untuk membantu menyerap lemak dan kandungan seratnya membantu dalam poses pencernaan makanan.
·         Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel, dan sarden.
2. Makanan Yang harus dikurangi
·         Makanan kaleng atau makanan yang sudah diproses dengan kandungan garam yang tinggi.
·         Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel dan sarden
·         Makanan berlemak.
·         Minuman beralkohol
3. Makanan Yang harus dihindari
·         Makanan bergaram tinggi.
·         Konsumsi alkohol berlebih dan merokok.


Prosedur Diagnostik
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung, yang dapat disebabkan tingginya tekanan darah. Hipertropi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urine dapat dideteksi dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urin dan peningkatan nitroden urea darah. Pemeriksaan khusus seperti renogram, pielogram intravena, arteriogram retinal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler. Adanya factor resiko lainnya juga harus dikaji dan dievaluasi.

Pemeriksaan Penunjang
1.       Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.       Pemeriksaan retina
3.       Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
4.       EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5.       Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6.       Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7.       Foto dada dan CT scan

Diagnosa Keperawatan
1.       Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
3.       Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4.       Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
5.       Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri.

0 komentar:

Posting Komentar