Feeds RSS

Sabtu, 07 September 2013

Agar Hati Kita Tetap Hidup

  • mengamalkan amalan sholeh, 
  • kurangi MUBAH, 
  • rutin ikut mentoring (makanan iman kita), 
  • buatlah lingkungan islami, 
  • menghindari dosa-dosa kecil, dan 
  • menikahlah dengan seseorang yang imannya kuat.


selamat mengaplikasikan :)

Jadilah si Penebar Cinta

Jadilah si Penebar Cinta

1. iman yang kuat landasannya Al-qur'an dan As-sunah
2. membudidayakan salam
3. hangat, full smile, ramah
4. tak kenal maka tak sayang
5. penuh perhatian
6. lembut hati
7. ucapan selamat atas keberhasilan orang lain
8. rajin kasih hadiah
9. mendo'akan

selamat mengaplikasikan :)



Akhlak Kita Terhadap Orang Tua

Akhlak kita terhadap orang tua 
  1. Mentaati kedua orang tua dalam urusan apapun selagi didalamnya tidak ada kedurhakaan. 
  2. Berbicara dihadapan orang tua dengan cara yang lembut dijelaskan dalam QS Al-Isra’: 23. 
  3. Menyimak perintah keduanya dengan penuh perhatian. 
  4. Tidak bermuka masam dihadapan keduanya. 
  5. Tidak memotong pembicaraannya. 
  6. Tidak tidur/ terlentang dihadapan keduanya. 
  7. Tidak keluar dari rumah jika keduanya tidak mengizinkan. 
  8. Tidak memuji-muji orang lain dihadapan keduanya. 
  9. Tidak boleh mengagetkan jika keduanya sedang tidur. 
  10. Tidak membuat suatu keputusan kecuali dengan meminta izin terlebih dahulu. 
  11. Segera menjawab seruan keduanya. 
  12. Memberikan hadiah kepada keduanya. 
  13. Sabar mengurusi keduanya setelah lansia. 
  14. Mendo’akan keduanya, meminta ampunan, serta membayarkan hutang-hutangnya dijelaskan dalam QS. Al-Isra’: 24. 

Cara berhubungan baik dengan orang tua: 
1. Tegur sapa canda tawa 
2. Belajar saling mencintai 
3. Menjalin komunikasi 
4. Wajib menghormatinya



olah-olah







Kata" Hikmah

Kata-Kata Hikmah

 • Jaga diri baik-baik, jangan biarkan ucap, tangan, dan kakimu menyebabkan nanti kamu berdiri lama dihadapan Alloh SWT dan memupus senyum Rasululloh padamu. Teman ... kamu sekarang harus beda, kamu bukan yang dulu lagi. Tapi kamu adalah “temanku yang sholeh” jangan sentuh sesuatu yang bukan hakmu dan jangan biarkan tangan-tangan jahil yang tak berhak menyentuhmu. Bersih badan bersih jiwamu. Teman tataplah Alloh, karena Dia menatap langkah dan perbuatanmu. Jangan kecewakan Alloh dan Rasulmu karena ulahmu. 

• Hormatilah orang yang lebih tinggi usia dari kamu. Hargailah usia orang lebih rendah dari kamu. Panggillah dengan layak dan enak didengar, tidak menyinggung orang lain apalagi dengan orang tua, kakak, dan saudara-saudaramu. 

• Rubahlah hidupmu dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh keyakinan. Bersabarlah dalam melakukan hal-hal yang kamu inginkan, karena dengan sabar kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari yang kamu alami. 

• Keinginan itu bisa dicari bisa didapatkan, bisa dimiliki asal kita selalu tekun dan yakin, pantang menyerah karena Alloh SWT. Selagi masih ada kesempatan dan diberi kesehatan, gunakanlah kesempatanmu dengan sebaik-baiknya. Berlaku kebaikanlah dan beramal sholehlah selagi kita masih ada. 

• Kita semua makhluk dhaif yang ingin meraih kebaikan. Kita semua ingin mendapat cinta hakikiNya, berarti kita siap mengingatkan dikala kita khilap. Berarti kita siap jadi manfaat buat sekeliling kita. 

• Ya Alloh ... rendahkanlah kepada mereka suaraku, indahkanlah kepada mereka ucapanku, haluskanlah kepada mereka tabiatku, lembutkanlah kepada mereka hatiku, jadikanlah aku orang yang sangat mencintai mereka. Ya Alloh ... balaslah kebaikan mereka karena telah mendidikku, berikan ganjaran kepada mereka karena telah memuliakanku, jagalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku pada masa kecilku, berikan ketinggian dalam derajat mereka, kelebihan dalam kebaikan mereka. 

• Ya Alloh ... jadikanlah setiap langkah kamu adalah jihad di jalanMu, setiap air mata kamu karena takut padaMu, kesabaran kamu karena menginginkan surgaMu, dan ibadah kamu karena menginginkan cintaMu. 

• Penuhi hatiku dengan kecintaan kepadaMu, masukkan ke dalam hatiku ketakwaan kepadaMu, palingkan diriku dengan kesibukan mentaatiMu, bekali aku dengan cintaMu, jangan jadikan aku lupa mengingatMu, jangan biarkan aku alpa akan kebaikanMu, pada apa yang kau ujikan kepada ku, jangan biarkan aku putus asa akan ijabahMu. 

• Ketika hujan terhenti kau jadi pelangi, ketika malam kau jadi bintang, ketika kau bimbang ku jadi penerang, ketika kau tersesat ku bawa kau kembali, ketika ku harus pergi ku bawa Alloh serta Rasululloh untukmu. Teman ... Aku mau mendekatimu dengan keutamaan ibadah kepadaMu dengan diri yang ketakutan. Aku bersimpuh dihadapanMu.

Sabar :)

SABAR 

Sabar menurut bahasa yaitu menahan, mencegah, atau mengekang diri. Sedangkan menurut istilah, sabar yaitu menahan diri dari sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Alloh SWT. 
Alloh SWT berfirman dalam QS. Ar-Ra’d (13): 22, yang artinya: “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhan-nya, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapatkan tempat kesudahan (yang baik).” Hidup adalah perjuanga, ujian sebagai ajang seleksi menuju posisi lebih baik. Seberat apapun ujian yang menimpa terasa ni’mat, jika ikhlas menerimanya. 

Kenapa ujian diberikan ??? 
  1. Membersihkan kaum mu’min dari kaum munafik. “Alloh tidak akan memberikan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia Membedakan yang buruk dari yang baik. Alloh tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib, tetapi Alloh Memilih siapa yang Dia kehendaki diantara rasul-rasulNya. Kaena itu, berimanlah kepada Alloh dan rasul-rasulNya. Jika kamu akan mendapat pahala besar.” (QS 3: 179) “Dan di antara manusia ada sebagian yang berkata, “Kami beriman kepada Alloh,” tetapi apabila dia disakiti (karena dia beriman) kepada Alloh, dia menganggap cobaan manusia itu sebagai siksaan Alloh. Dan jika datang pertolongan dari Tuhan-mu, niscaya mereka akan berkata, “ Sesungguhnya kami bersama kamu.” Bukankah Alloh lebih Mengetahui apa yang ada di dalam dada semua manusia?. Dan Alloh pasti Mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti Mengetahui orang-orang yang munafik.” (QS. 29: 10-11) “Dan di antara manusia ada yang menyembah Alloh hanya di tepi, maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (QS. 22: 11) 
  2. Mendidik kaum beriman dan menjernihkan hati 
  3. Meningkatkan kedudukan orang/ kaum beriman dengan meningkatkan derajat mereka, melipatgandakan pahala atau menghapus dosa-dosa mereka. Hadist riwayat Bukhori: “Tidaklah seorang mu’min ditimpa kesedihan, kesusahan, kepayahan, penyakit, dan gangguan yang menusuk tubuhnya, kecuali dengan itu Alloh mengampuni dosa-dosanya.” 

Macam sabar menurut sasaran: - Sabar secara fisik: menahan penderitaan tubuh - Sabar mental/ nafsu: menghadapi dorongan syahwat/ kebiasaan buruk.

Rabu, 01 Mei 2013

Logo STIKES 'Aisyiyah Bandung


PEB dan IUFD

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Preeklampsia
2.1.1. Pengertian
Suatu kondisi spesifik kehamilan di mana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Preeklampsi merupakan suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria. Diagnosis preeklampsia secara tradisional didasarkan pada adanya hipertensi disertai proteinuria dan edema. Akan tetapi, temuan yang paling penting ialah hipertensi, dimana 20% pasien eklampsia tidak mengalami proteinuria yang berarti sebelum serangan kejang pertama. (Willis, Blanco 1990)
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke tiga kehamilan. Tetapi, dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik dan diastolik sampai mencapai atau melebihi 140/90 mmHg. Kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30 mmHg/lebih/kenaikan tekanan diastolik sebesar 15 mmHg diatas nilai tekanan darah dasar ibu.
Proteinuria adalah konsentrasi protein sebesar 0,1 g/L (>2+ dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam.  Pada spesimen urine 24 jam proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 g per 24 jam.
Edema adalah suatu akumulasi cairan interstisial umum setelah 12 jam tirah baring atau peningkatan berat lebih dari 2 kg per minggu. Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh,dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan BB serta pembengkakan kaki,jari tangan,dan muka.

2.1.2. Etiologi Preeklampsia
Preeklampsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan manusia. Tanda dan gejala timbul hanya selama masa hamil dan menghilang dengan cepat setelah janin dan plasenta lahir. Tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan menderita preeklampsia. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko tertentu yang berkaitan dengan perkambangan penyakit: primigravida, grend multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin lebih dari 1, morbid obesitas. Kira-kira 85% preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal, insiden dapat mencapai 25%. Preeklamsia ialah suatu penyakit yang tidak terpisahkan dari preeklampsia ringan sampai berat, sindrom HELLP, atau eklamsia.
Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terytama primagravida muda. Diabetes miletus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidopspetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan predisposisi untuk terjadinya preeklampsia.

2.1.3. Patofisiologi
    Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).



Perubahan pada organ-organ:
1.    Otak
Pada preeklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal. Pada eklampsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan selebral dan gangguan visus, bahkan pada keadaan lanjut dapa terjadi perdarahan.
2.    Plasenta dan rahim
Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada eklampsi dan preeklampsi sering terjadi peningkatan tonus rahi dan kepekaannya terhadap rangsang, sehingga terjadi partus prematurus.
3.    Ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
4.    Paru-Paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsi biasanya disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspirasi pneumonia atau abses paru.
5.    Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Maka harus dicurigai terjadinya preeklampsia. Gejala lain yang dapat menunjukkan tanda preeklampsi berat yang mengarah pada eklampsi adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Disebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau didalam retina.
6.    Keseimbangan air dan elektrolit
Pada preeklampsi berat dan eklampsi, kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organik lainnya naik, sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang.
2.1.4. Tanda dan gejala
a)    T.D sistolik ≥160 mmHg
b)    T.D diastolik≥110 mmHg
c)    dan ikterus
d)    Trombosis ≤ 100.000/mm3 Peningkatan kadar enzim hati
e)    Oliguria ≤ 400ml/24 jam
f)    Proteinuria > 3g/liter
g)    Nyeri epigastrium
h)    Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri prontal yang berat
i)    Perdarahan retina
j)    Edema pulmonum
k)    Koma
2.1.5. Pemberian Terapi
a.    Dextrose 10%
cairan hipertonik yang memiliki osmolaritas tinggi dibanding dengan serum,sehingga mampu menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah, mampu menstabilkan tekanan darah,meningkatkan produksi urine,mengurangi edema.

b.    MgSO4
    Guna    : untuk mengontrol serangan ketika kehamilan, mengobati kekurangan magnesium, masalah yang berhubungan dengan keadaan ginjal (nephritis) pada anak-anak, dan mengobati seranganjantung dan asma.
    Indikasi    : pencegahan kejang berulang dalam eklamsia dan pre-eklamsia
    Perhatian: pasien harus dipantau ketat : tekanan darah, frekuensi napas, volume urin, tanda klinis overdosis (refleks patella berkurang, lemah, sensasi hangat, kemerahan, pandangan ganda, dan bicara cadel). Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan hati, gangguan ginjal, wanita hamil.
    Efek Samping: mual, muntah, terasa haus, hipotensi, mengantuk, lemah otot, pernapasan melemah.

c.    Captopril
Indikasi
Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.



Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).

d.    Asam Mefenamat
Indikasi
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.

Kontraindikasi
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.

Efek samping
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.

e.    Elkrip
    Guna : anti infertil, & parkinson, menghambat produksi ASI.
    Indikasi: terapi utk hiperprolactinemia, amenorrhea dgn/tanpa galactorrhea, infertilitas, hipogonadism, parkinson.
    Ki    : hipersensitivitas trhdp ergot alkaloid, jantung iskemik parah, skit dskitar PD, kehamilan.
    Eso : hipertensi, stroke, pusing, ataxia, insomnia, halusinasi, depresi, vertigo, diare, konstipasi, anorexia dispepsia, mual, muntah.










f.    Oksitosin
Indikasi
    hipertensi akibat kehamilan
    hiprtensi maternal kronik
    ketuban pecah dini > 24 jam sebelum waktunya
    korioamnionitis
    post matur (gestasi < dari 24 minggu)
    retardasi pertumbuhan intrauterin
    oksitosin Challenge test positif (CST)
    diabetes melitus maternal (klas B-F)
    penyakit ginjal maternal
    isoimunisasi Rh
    kematian janin intrauterine
Kontraindikasi
    Disproporsi kepala janin dan pelvik (disproporsi sefalopelvik)
    Persentasi janin yang tidak menguntungkan (sungsang)
    Posisi janin itu utero yang tidak menguntungkan
    Disters janin yang diketehui dengan pasti prematuritas
    Plasenta previa atau di curigai adanya solusio plasenta
    Hipertensi  berat akibat kehamilan
    Grande multipara
    Kehamilan gemeli
    Riwayat trauuma uterus
    Pernah mengalami operasi besar pada daerah servik atau uterus
    Cairan amnion yang berlebihan yang menyebabkan uterus sangat merenggang

g.    Cefadroxil
    Guna    : anti infeksi
    Indikasi    : pengobatan suspek infeksi bakteri, termasuk yg disebabkan olh grup A beta-hematolic Streptococcus. Profilaksi bakteri endokarditis pd pasien yg alergi trhdp penisilin yg operasi & tndakan pd gigi.
    Ki    : hipersensitif thdp sefadroksil, kmponen lain dlm sdiaan & sefalosporin lain.
    Eso    : diarew, abdominal pain, dispepsia, demam, mual, muntah.

h.    Valium
Indikasi
    Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.

Kontraindikasi
    Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi. (IONI)

Efek Samping
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia.
    Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.

a.    Roborantia : Multivitamin.
2.1.6. Nutrisi
    Konsumsi diet yang bergizi dan seimbang. Kolaborasi dgn ahli diet untuk menentukan diet yang paling cocok untuk setiap wanita
    Hindari alkohol dan rokok
    Minum air 8-10 gelas berukuran 8ons tiap hari
    Konsumsi makanan yang mengandung serat misalnya: gandum utuh, buah-buahan mentah dan sayur mayur
    Hindari makanan asin (makanan kaleng, soda, kentang goreng, asinan, acar)

Tujuan dari pengaturan diet pada preeklamsi adalah :

    Mencapai dan mempertahankan status gizi normal.
    Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
    Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air.
    Menjaga keseimbangan nitrogen
    Menjaga agar pertambahan berat badan tidak melebihi normal.
    Mengurangi atau mencegah timbulnya resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau persalinan.

2.1.7. Penatalaksanaan Diagnostik
Tes diagnostik dasar   
•    Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin, pemeriksaan edema, pengukuran tinggi fundus uteri, pemeriksaan funduskopik.
Tes laboratorium dasar
•    Evaluasi hematologik
•    Pemeriksaan fungsi hati
•    Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).   
•    Uji untuk meramalkan hipertensi   
•    Roll Over test   
•    Pemberian infus angiotensin II.

2.1.8. IUFD (Intra Uteri Fetal Death)
Kematian bayi dalam kandungan (Intra Uterine Fetal Death) dapat dikarenakan     berbagai hal seperti:
    Terkena lilitan tali pusat,
    Pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi si ibu yang mengandung.
    Namun dilihat dalam kasus IUFD disebabkan karena isufisiensi placenta, sehingga suplai darah ke janin berkurang, dan terjadi hipoksia yang lama.hal ini disebabkan jugga karena ibu mengalami pre-eklamsi berat dimana suatu kondisi, sang ibu mengalami hipertensi kronis.
Tanda-tanda kematian anak dalam rahim :
    bunyi jantung anak tidak terdengar lagi.
    Rahim tidak membesar malahan fundus uteri turun
    Ibu tidak merasa ada pergerakan anak lagi

Mekanisme IUFD
Mekanisme IUFD berawal dari volume darah berkurang setelah itu HB menurun dan mengalami hipotensi yang berpengaruh pada curah jantung. Dari uraian itu seterusnya membuat suplai darah ke perirfer sehingga menyebabkan hipoksia ke janin dan detak jantung janin melemah yang akhirnya terjadi IUFD
Yang Menyebabkan Kematian pada saat bayi dalam kandungan

    Obat – obatan
    Sinar X
    Infeksi – infeksi
    Latar belakang etnik
    Keturunan
    Pekerjaan

2.2    Episiotomi
2.2.1. Pengertian
Episiotomi adalah suatu tindakan operatif berupa sayatan pada perineum meliputi selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fascia perineum dan kulit depan perineum.
2.2.2. Jenis-Jenis Episiotomi
a. Episiotomi medialis
Sayatan dimulai pada garis tengah komissura posterior lurus ke bawah tetapi tidak sampai mengenai serabut sfingter ani.



Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah:
    perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena merupakan daerah yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah.
    sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan.
Kerugiannya adalah dapat terjadi ruptur perinei tingkat III inkomplet (laserasi m.sfingter ani) atau komplet (laserasi dinding rektum).
b.    Episiotomi mediolateralis
Sayatan disini dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan samping. Arah sayatan dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri, tergantung pada kebiasaan orang yang melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm.
Sayatan disini sengaja dilakukan menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptura perinei tingkat III. Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan daerah yang banyak pembuluh darahnya. Otot-otot perineum terpotong sehingga penjahitan luka lebih sukar. Penjahitan dilakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya harus simetris.

c.    Episiotomi lateralis
Sayatan disini dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9 menurut arah jarum jam. Jenis episiotomi ini sekarang tidak dilakukan lagi, oleh karena banyak menimbulkan komplikasi. Luka sayatan dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh darah pudendal interna, sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang banyak. Selain itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu penderita.

d.    Insisi Schuchardt
Jenis ini merupakan variasi dari episiotomi mediolateralis, tetapi sayatannya melengkung ke arah bawah lateral, melingkari rektum, serta sayatannya lebih lebar

2.3    Kontrasepsi
2.3.1. Uraian IUD
Ko polimer etilen vinil asetat berbentuk T ini memiliki batang vertikal yang mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat dalam dasar silikon. Alat ini mengeluarkan progesteron sekitar 65 mg/hari ke dalam rongga uterus selama 1 tahun.
Jumlah ini tidak mempengaruhi kadar progesteron plasma. Alat ini memiliki panjang 36 mm dan lebar 32 mm dan terdapat benang hitam atau biru tua yang melekat ke pangkal batang. Untuk memasang harus di tarik.

2.3.2. Jenis-jenis IUD di Indonesia
a.    Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b.    Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c.    Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
d.    Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

2.3.3. Cara Kerja IUD
    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
    Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
    IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
2.3.4. Efek Menguntungkan Penggunaan IUD
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
    Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
    IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
    Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
    Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
    Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
    Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
    Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
    Dapat digunakan sampai menopause
    Tidak ada interaksi dengan obat-obat
    Membantu mencegah kehamilan ektopik
    Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
2.3.5. Efek Merugikan Penggunaan IUD
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut.

Daftar Pustaka
1.    Bobak,Lowdermik,Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC.
2.    Klein, Susan & Fiona Thomson. 2008. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : PALMALL.
3.    Manuaba, dr.I.A.Chandranita,Sp.OG. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
4.    Mochtar, Prof.Dr.Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
5.    Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
6.    Rayburn, William F. 2001. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK (Kemampuan Menjadi Model, Interaksi Sosial, dan Mengembangkan Konsep “Helping Relationship”)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1    Kemampuan Menjadi Model
    Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam hubungan antara perawat dan klien. Perawat tidak bisa memisahkan atau memberi batasan yang jelas antara peran sebagai perawat dengan kehidupan pribadinya (professional) karena perawat sebagai instrumen dalam menjalankan hubungan yang terapeutik. Jika perawat terbuka pada perasaan fokus terhadap pasien dan mengesampingkan kehidupan pribadinya, maka ia akan mendapat dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien sehingga perawat mampu bekerja profesional.
    Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat terhadap apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.
Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran (Stuart,G.W., 1998) perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat harus bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan kelemahan, dan kekurangannya. Perawat harus mampu memisahkan hubungan professional dan kehidupan pribadi.

2.2    Interaksi Sosial
    Interaksi sosial adalah interaksi hubungan komunikasi yang bertujuan untuk menghasilkan rasa saling percaya dan rasa nyaman bagi klien, sehingga proses tukar menukar perasaan dan sikap dapat berjalan secara adekuat dan pengkajian tentang masalah kesehatan klien dapat dilaksanakan dengan baik. 
    Perawat yang terampil tidak akan mendominasi interaksi sosial, tetapi dia akan berusaha memelihara kehangatan suasana komunikasi untuk menghasilkan rasa saling percaya dan rasa nyaman bagi klien, sehingga proses tukar menukar perasaan dan sikap dappat berjalan secara dengan adekuat dan pengkajian tentang masalah kesehatan klien dapat dilaksanakan dengan baik.
Perawat sering menggunakan interaksi sosial yang masih dangkal (superfisial) tersebut pada awal percakapan dengan klien sebagai dasar menciptakan hubungan yang saling percaya dan lebih akrab dengan klien.
Misalnya:
“Assalaamualaikum/selamat siang pak, apa kabar, senang bertemu bapak hari ini.”

2.3    Mengembangkan Konsep “Helping Relationship”
    Menurut Travelbee (1971): Hubungan perawat dan klien tidak sekedar hubungan mutualis melainkan sebagai “a human to human relationship”. Kelemahan yang ada pada perawat dan klien akan menjadi hilang ketika masing-masing pihak yang terlibat interaksi memahami dan mencoba kondisi masing-masing. Perawat menggunakan keterampilan komunikasi interersonalnya untuk mengembangkan hubungan dengan klien yang akan menghasilkan pemahaman tentang klien sebagai manusia yang utuh. Hubungan semacam ini bersifat terapeutik yang dapat meningkatkan iklim psikologis yang kondusif dan memfasilitasi perubahan dan perkembangan positif pada diri klien.
    Peran utama perawat adalah meyakinkan bahwa kebutuhan fisiologi pasien benar-benar  terpenuhi. Kreasi dari lingkungan yang terapeutik dapat memacu kemampuan perawat untuk memberikan kenyamanan fisik dan psikososial pada klien.
    Helping relationship (hubungan yang saling membantu) antara perawat dan klien tidak dapat begitu saja terjadi.
Carl Rogers (1961) berpendapat: bahwa komunikasi terapeutik bukan tentang apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi dengan orang lain.

Rogers mengidentifikasi tiga faktor :
1.    Perawat harus benar-benar ikhlas dan memahami tentang dirinya.
2.    Perawat harus menunjukan rasa empati
3.    Individu yang dibantu harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala sesuatunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan.

Tiga hal mendasar dalam pengembangan relationship.
1. Genuineness (keikhlasan)
    Perawat yang mampu menunjukan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap dan perasaan yang dipunyai klien sehingga mampu belajar untuk mengkomunikasikannya secara tepat.
    Perawat tidak akan menolak segala bentuk perasan negatif yang dipunyai klien, bahkan ia akan berusaha berinteraksi dengan klien, hasilnya perawat akan mampu mengeluarkan segala perasaan yang dimiliki, bukan dengan cara menyalahkan atau menghukum klien, sehingga kapasitas yang dimiliki untuk mencapai hubungan yang saling menguntungkan akan meningkat secara bermakna.
2. Empati 
    Empati merupakan perasaan, ”pemahaman” dan ”penerimaan” perawat terhadap perasaan yang dialami klien dan merasakan dunia pribadi klien. Empati adalah perasaan yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat (objektif) yang didasarkan atas apa yang dialami oleh klien. Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain, bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain.
Beberapa aspek dari empati antara lain:
a.    Aspek mental
Kemampuan melihat dunia orang lain dengan menggnakan paradigma orang lain tersebut. Aspek mental juga berarti memahami orang tersebut serta memahami orang tersebut secara emosional dan intelektual.
b.    Verbal
Kemampuan mengungkapkan secara verbal pemahaman terhadap perasaan dan alasan reaksi emosi klien. Aspek verbal dalam menunjukkan empati memerlukan hal-hal keakuratan, kejelasan, kealamiahan, dan mengecek.
c.    Aspek non verbal
Aspek non verbal yang diperlukan adalah kemampuan menunjukkan empati dengan kehangatan dan kesejatian.

    Sebagai perawat yg empatik, perawat harus berusaha keras untuk mengatahui secara pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami klien sesuai dengan emosi klien. Perawat yang berempati dengan orang lain dapat menghindarkan penilaian berdasarkan kata hati (impulsive judgement) tentang seseorang.
Empati berbeda dengan simpati. Simpati bersifat subjektif dengan melihat  “dunia orang lain”, simpati adalah kecenderungan berfikir tentang apa yang sedang dilakukan klien seperti rasa kagum. Sikap simpati membuat perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut didalamnya.
    Wheeler dan Wolberg yang dikutip oleh Stuart Sundeen (1998) membagi dua tipe empati:
•    Empati Dasar (Basic Empaty)
Merupakan respon alamiah dari seseorang untuk mengerti orang lain. Contoh: ketika ada anak kecil menangis, secara spontan seseorang akan bertanya, “Ada apa Nak? Kenapa menangis?” sambil mengusap kepala anak.
•    Empati Terlatih (Trained Empaty/Professional Empaty)
Merupakan kemampuan berempati yang diperoleh setelah melalui training dalam rangka menolong orang lain. Perawat yang telah belajar komunikasi terapeutik atau yang telah memperoleh pelatihan tentang empati tentu akan mampu berempati secara tepat.
3.    Warmth (Kehangatan)
Hubungan yang saling membantu (helping relationship) dilakukan untuk memberikan kesempatan klien mengeluarkan “uneg-uneg” secara bebas. Dengan warmth (kehangatan), perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan ide-ide dan menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi. Suasana yang hangat, permsif, dan tanpa adanya ancaman menunjukan adanya rasa penerimaan perawat terhadap klien.
Sehingga klien bisa bebas untuk mengungkapkan perasaannya. Kondisi seperti ini akan membuat perawat mempunyai kesempatan lebih luas untuk mengetahui kebutuhan klien. Kehangatn dapat dikomunikasikan secara nonverbal. Penampilan perawat yang tenang, suara yang meyakinkan, dan pegangan tangan yang halus menunjukan rasa belas kasihan atau kasih sayang perawat kepada klien.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemampuan menjadi model merupakan bentuk tanggung jawab perawat terhadap apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi. Perawat tidak bisa memisahkan atau memberi batasan yang jelas antara peran sebagai perawat dengan kehidupan pribadinya (professional) karena perawat sebagai instrumen dalam menjalankan hubungan yang terapeutik.
Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran (Stuart,G.W., 1998) perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat harus bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan kelemahan, dan kekurangannya. Perawat harus mampu memisahkan hubungan professional dan kehidupan pribadi.
Interaksi sosial adalah interaksi hubungan komunikasi yang bertujuan untuk menghasilkan rasa saling percaya dan rasa nyaman bagi klien, sehingga proses tukar menukar perasaan dan sikap dapat berjalan secara adekuat dan pengkajian tentang masalah kesehatan klien dapat dilaksanakan dengan baik. 
Menurut Travelbee (1971): Hubungan perawat dan klien tidak sekedar hubungan mutualis melainkan sebagai “a human to human relationship”. Kelemahan yang ada pada perawat dan klien akan menjadi hilang ketika masing-masing pihak yang terlibat interaksi memahami dan mencoba kondisi masing-masing. 


DAFTAR PUSTAKA

Mundakir. 2004. Ilmu Komunikasi Keperawatan.

Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: Refika Aditama.

Nurhasanah, Nunung. 2010. Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan. Jakarta: CV Trans Info Media.

Rabu, 24 April 2013

aLL about Tinker Bell



Lucuuu


Logo STIKES Dharma Husada Bandung



TEORI PENUAANDAN PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PENUAAN


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengerian Menua
Menua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Constantinides, 1994
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup.
Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

B.      Teori Penuaan
Proses menua bersifat individual:
1.      Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
2.      Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.
3.      Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
Teori Biologis
Tingkat Perubahan
Genetika
Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan
Dipakai dan rusak (wear and tear)
Kerusakan oleh radikal bebas
Lingkungan
Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang berbahaya
Imunitas
Integritas system tubuh untuk melawan kembali
Neuroendokrin
Kelebihan atau kurangnya produksi hormone
Teori Psikologis
Tingkat proses
Kepribadian
Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan
Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Disengagement(pemutusan)
Antisipasi menarik diri
Aktivitas
Membantu mengembangkan usaha
Kontinuitas
Pengembangan indivudualitas
Ketidakseimbangan sistem
Kompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri

1.      Teori Biologis
Karakteristik biologi penuaan:
a.      Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat dihindari.
b.      Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan masa tulang.
c.       Perusakan bersifat progresif  dan tidak tertandingi serta mempengaruhi semua sistem hidup.
d.      Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode serangan, kelelahan, dan stres
e.      Peningkatan kerentanan terhdap infeksi, kanker, dan penyakit lain yang berhubungan dengan pertambahan usia
Teori biologis dibagi ke dalam lima teori, di antaranya:

a.      TEORI GENETIKA
Menurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan.
Teori genetika terdiri dari
a)      Teori deoksiribonukleat (DNA)
b)      Teori ketepatan dan kesalahan mutasi
c)      Teori Glikogen
Teori ini bisa menyebabkan krosling atau molekul DNA yang bersilangan sehingga proses reflikasi ditingkat sel menjadi tidak sesuai dan menyebabkan sistem dan organ tubuh  tidak sesuai.

b.      TEORI WEAR AND TEAR
Mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh.
Produk sampah metabolisme misalnya radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi.
Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Tingkat kecepatan produksi radikal bebas b.d penentuan waktu rentang hidup

c.       RIWAYAT LINGKUNGAN
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkunangan (misalnya karsinogen dalam industri, cahaya matahari, trauma, dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat panuaan, dampak dari lingkungan, lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan dan penuaan yang dipercepat.

d.      TEORI IMUNITAS
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organism asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh. Teori autoimun adalah sistem imun yang menghasilkan antibody hilang kemampuannya untuk membedakan antara self dan non self atau foreign proteins. (Shock,2003)

e.      TEORI NEUROENDOKRIN
Penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf.
Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.

2.      Teori Psikososiologis
Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan  dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis.
Masing-masing  individu, muda, setengah baya, atau tua adalah unik dan memiliki pengalaman melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan dan melalui banyak peristiwa. Selama 40 tahun terakhir beberapa teori telah berupaya untuk mengambarkan bagaimana prilaku dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat mempengaruhi reaksi  manusia sepanjang tahap akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang sukses”.
Teori Psikososiologis terdiri dari lima teori, diantaranya:
a.      TEORI KEPRIBADIAN
Kepribadian manusia adalah suatu prtumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Jung mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Ia berteori bahwa kesembangan antara kedua hal tersebut adalah penting bagi kesehatan. Di dalam konsep interioritas dari Jung, separuh kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan memiliki tujuan sendiri.

b.      TEORI TUGAS PERKEMBANGAN
Tugas perkembangan ialah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam kehidupannya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk disebutkan dengan rasa penyesalan atau putus asa.

c.       TEORI DISENGAGEMENT
Teori disengagement  adalah proses penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Proses penarikan diri ini dapat diprediksi sistematis tidak dapat dihindari dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang  tumbuh.
d.      TEORI AKTIVITAS
Teori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk oenyusuaian yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehidupan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.

e.      TEORI KONTINUITAS
Teori kontinuitas adalah suatu kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai kebahagian dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyusuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan.

C.      Perubahan Fisiologis pada Penuaan
Perubahan Terkait Usia(Nutrisi)
      Kebutuhan protein, vitamin dan mineral biasanya tidak berubah
      Kebutuhan energi kemungkinan menurun sekitar 200 kal / hari karena penurunan aktivitas
      Kehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien yang tidak dapat ambulasi
      Penurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan B2 akibat penurunan sekresi pepsin dan asam hidroklorat
      Penurunan aliran salivasi dan penurunan indera perasa (dapat menurunkan selera makan)
      Penurunan mortilitas usus dan peristaltik usus besar
      Gigi hancur akibat pengikisan enamel gigi
      Penurunan kekuatan menggigit
      Penurunan reflek  menelan
      Keterbatasan mobilitas (mempengaruhi kemampuan memperoleh atau menyiapkan makanan)
Kulit
      Garis-garis di wajah akibat kehilangan lemak subkutan, penipisan dermal, penurunan kolagen dan elastin, dan penurunan penggantian sel sebanyak 50%
      Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan laju penggantin sel
      Penurunan elastisitas kulit
      Bintik-bintik hitam pada kulit akibat penumpukan melanosit terlokalisasi
      Membran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar keringat
      Kesulitan mengatur suhu tubh arena penurunan ukuran, jumlah, dan fungsi kelenjar keringat serta kehilangan lemak subkutan
Rambut
      Penurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu-abu atau putih
      Penipisan seiring dengan penurunan jumlah melanosit
      Rambut pubis rontok akibat perubahan hormonal
      Rambut wajah meningkat pada wanita dan menurun pada pria
Mata dan Penglihatan
      Kelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan mata tampak jauh kedalam disoket mata
      Konjungtiva menipis dan kuning kemungkinan pinguekulus / bantalan lemak
      Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatul lakrimal
      Kornea rata dan kehilangan kilauan
      Pemudaran atau pigmentasi yang tidak teratur pada iris
      Pupil mengecil, yang membutuhkan pencahayaan 3x lebih terang agar dapat melihat lebih jelas: penurunan penglihatan malam dan persepsi kedalaman
      Penipisan dan kekakuan sklera; penguningan akibat deposit lemak
      Degenerasi vitreous, yang memperlihatkan kekeruhan dan mengapungnya debris
      Pelebaran lensa; kehilangan transparansi dan elastisitas, yang mengurangi akomodasi
      Gangguan penglihtan warna akibat prburukan sel kerucut retina
      Penurunan reabsorpsi cairan intraokular, yang menyebabkan glukoma
Telinga dan Pendengaran
      Atropi organ korti dan saraf auditorius (presbikusis sensoris)
      Ketidakmampuan membedakan konsunan bernada tinggi
      Perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan sistem pendengaran
Sistem Pernapasan
      Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago yang terus menerus
      Atropi umum tonsil
      Deviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menua
      Peningkatan diameter dada antero posterior sebagai akibat perubahan metabolimne kalsium dan kalsifikasi kartilago iga
      Kekakuan paru: penurunan jumlh dan ukuran alveolus
      Kifosis
      Degenerasi atau atropi otot pernapasan
      Panurunan kapasatitas divisi
      Penurunan kakuatan otot inspirasi dan ekspirasi. Penurunan kapasitas vital
      Degenerasi jringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil elastis paru dan penngkatan kapasitas residual
      Ventilasi buruk pada area basal
      Penurunan saturasi O2 5%
Sistem Kardiovaskuler
      Ukuran jantung agak mengecil
      Kehilangan kakuatan kontraktil dan efisiensi jangtung
      Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahun
      Penebalan katup jantung
      Peningkatan ketebalan didding ventrikel kiri sekitar 20% antar usia 30 dan 80 tahun
      Insfiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatria intermodal, yang menyebabkan fibrilasi dan fluteratrium
      Di latasi dan peregangan vena
Sistem Pencernaan
      Penurunan elastisitas mukosa
      Penurunan GI,yang menganggu digesti dean absorpsi
      Penurunan motilitan,dinding usus dan tonus spingter anal dan kekuatan dinding abdomen
      Perubahan  hati :penurunan berat badan kapasitas regenerative dan aliran darah
      Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi yang menyebabkan metabolism obat dan detoksifikasi zat kurang efisien
Sistem Perkemihan
      Penurunan laju filtrasi glomelurus
      Penurunan aliran darah ginjal sekitar 53% sekunder akibat penurunan curah jantung
      Penurunan ukuran dan jumlah nefron yang berfungsi
      Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih
      Penurunan ukuran ginjal
      Pelemahan otot kandung kemih yang menyebabkan pengosongan yang tidak sempurna dan retensi urine kronis
Sistem Reproduksi Pria
      Penurunan produksi testoteron, yang mengakibatkan penurunan libido serta atrofi dan pelunakan testis
      Penurunan produksi sperma sekitar 48%-69% antara usia 60-80 tahun
      Pembesaran kelenjar prostat, dengan penurunan sekresi
      Penurunan volume dan fiskositas cairan semen
      Reaksi psikologis lebih lambat dan lemah selama senggama dengan pemanjangan periode refraktori
Sistem Reproduksi Wanita
      Penurunan kadar estrogen dan progesterone (sekitar usa 50 thun)karena :
§  Berhentinya ovulasi :atrofi,penebalan,dan penurunan ovarium
§  Rontoknya rambut pubik dan labia mayora datar
§  Penyesuaian jaringan vulva,terbatasnya introitus,dan hilangnya elastisitas jaringan
§  Atrofi vagina:lapisan mukosa tipis dan kering ; lingkunan Ph vagina lebih basah
§  Penyusutan uterus
§  Atrofi servik, kegagalan menghasilkan mucus untuk melumasi penebalan endometrium dan mio metrium
§  Payu dara menggantung : atrofi kelenjar, jaringan penyokong, dan lemak
§  Putting rata dan penurunan ukuran
Sistem Syaraf
      Perubahan degenerative pada syaraf-syaraf pusat dan system syaraf perifer
      Transmisi syaraf lebih lambat
      Penurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1% pwrtahun setelah usia 50 tahun
      Hipotalamus kurang efektif dalam menfatur suhu tubuh
      Hilangnya neuron dalam kortek selebral sebanyak 20%
      reflek kornea lebih lambat
      Peningkatan ambang batas nyeri
      Penurunan tidur tahap 3 dan 4, yang menyebabkan sering terjaga tidur REM juga berkurang
Sistem imun
      Penurunan mulainya maturitas seksual dan berlanjut seiring dengan usia
      Kehilangan kemampuan membedakan diri dan bukan diri
      Kehilangan kemampuan mengenali dan menghancurkan sel-sel mutan ,yang meningkatkan insiden kangker
      Penurunan respon antibody yang mengakibatkan kerentanan terhadap infeksi yang sangat besar
      Atrofi tonsilar dan limfadenopati
      Ukuran kelenjar getah bening dan limpa agak mengecil
Sistem Musculoskeletal
      Peningkatan jaringan adifosa
      Penurunan masa tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh
      Penurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang belakang dan penyempitan ruang interfetebra
      Penurunan pembentukan kolagen dan masa otot
      Penurunan viskositas cairan synovial, lebih banyak membrane synovial yang vibrotik
Sistem Endokrin
      Penurunan kemampuan menoleransi stress
      Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama di bandingkan orang yang lebih muda
      Penurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar follikel stimulating hormone selama menopaus, yang menyebabkan thrombosis dan osteoforosis
      Penurunan produksi progesterone
      Penurunan kadar aldoteron serum sebanyak 50%
      Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%

D.     Hasil Diskusi
Penambahan Materi
1.      Perkembangan spiritual:
a.      Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970).
b.      Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
c.       Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan.
2.      Beberapa masalah sosial dan psikologi yang dihadapi pada usia lanjut antaralain:
1.      Pensiun
Idealnya, masa pensiun merupakan waktu untuk menikmati hal lain dalam hidup ini, menjadi santai, melaksanakan cita-cita berkelana, aktif dalam bidang sosial dan filsafat. Tetapi kadang-kadang dalam kenyataannya pensiun sering diartikan sebagai ”kehilangan” pekerjaan, penghasilan, kedudukan, jabatan, peran sosial, dan juga harga diri.
2.      Fungsi Mental
Pada umumnya terjadi penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi prises belajar, pemahaman, pengertian, tindakan dan lain-lain menurun, sehingga perilaku cenderung lebih lambat. Usia senja yang menderita demensia, perubahan dan penurunan fungsi kognitif akan lebih jelas dan progresif.
Fungsi psikomotor yang meliputi dorongan kehendak/bertindak pada umumnya mulai melambat sehingga reaksi dan koordinasinya juga menjadi lambat. Sedangkan hal yang positif yaitu dihormati, dituakan, disegani, lebih bijaksana, lebih hati-hati dalam tindakan, tempat meminta nasehat. Secara garis besar ada 5 tipe kepribadian pada usia senja:
a.      Tipe Konstruktif: Orang yang sejak muda dapat menerima fakta dan kehidupan, menjadi tua diterima dengan santai. Mereka memiliki sifat yang toleran dan fleksibel, sehingga lentur dalam menerima kenyataan misalnya pensiun, kehilangan pasangan dan sebagainya, mereka nrimo tetapi bukan pasrah.
b.      Tipe Dependen: Sifat pasif tak berambisi, optimistik tak dilaksanakan perkawinan terlambat, didominasi oleh istri. Pada usia senja senang karena pensiun dan santai, banyak makan dan menikmati hari libur. Tetepi bila mereka kehilangan pasangan hidupnya merasa kehilangan tempat bergantung yang merupakan masalah besar, sehingga tidak jarang mereka terus menerus sakit-sakitan dan akhirnya menyusul pasangannya lebih cepat.
c.       Tipe Independen (mandiri): Pada masa mudanya merupakan orang yang aktif dalam pergaulan sosial, reaksi penyesuaian diri cukup baik dan cenderung menolak tawaran atau bantuan orang lain. Keadaan tersebut cenderung dipertahankan sampai usia senja sehingga cemas menghadapi masa tua, misalnya cenderung menunda masa pensiun atau tetap bertahan aktif dalam profesi atau pekerjaannya dan tidak tampak menikmati masa tuanya.
d.      Tipe Bermusuhan: Orang yang cenderung menyalahkan orang lain untuk kesalahannya, sering mengeluh, agresif, curiga, riwayat pekerjaan tidak tetap, tidak dapat melihat segi positif pada usia lanjut, takut akan kematian, iri terhadap orang muda. Sering menunjukkan perilaku yang seoalah-olah mencari ketenangan sebagai gambaran yang menggambarkan dirinya tidak tenang.
e.      Tipe Benci diri: Orang yang kritis terhadao dirinya, tidak berambisi dalam pekerjaan. Perkawinan kurang bahagia karena banyak menyesali diri, anak serta pasangan hidupnya, seolah-olah masa lalu yang seharusnya diisi dengan segala keinginan sudah lewat, akhirnya pasrah tetapi tidak ”nrimo”. sehingga banyak mengalami krisis. Takut akan kematian.
3.      Kehilangan pasangan
Kematian pasangannya merupakan stress psikososial yang sangat berat.
4.      Fungsi Seksual
Sering menurun karena penyakit fisik seperti jantung koroner, diabetes melitus, artritis. Akibatnya harus makan obat anti hipertensi, anti diabetika, steroida, obat penenang. Sebagian usia senja harus menjalani pembedahan seperti prostatektomi. Menderita vagintis dan malnutrisi.
5.      Menemukan Kebahagiaan
Bentuk-bentuk pernyataan kebahagiaan dan kegembiraan yang khas pada masa muda, tidak lagi mempunyai daya tarik pada masa usia senja. Ada beberapa kegiatan menarik yang tidak bisa dilaksanakan, misalnya kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik misalnya olah raga atau perjalanan jauh
Kebahagiaan di masa lampau sewaktu masih muda, kini bagi kebanyakan usia senja hal-hal tersebut hanya menjadi kenangan. Bagi usia senja, tidaklah menguntungkan untuk bermimpi diluar jangkauannya. Dalam hidup ini tahap demi tahap orang harus mengembangkan minat pada hal-hal yang memberikan kegembiraan apabila mau menjadi orang sepenuhnya.
Setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di masa tuanya. Bagi sementara orang bisa terjadi, cuculah yang menjadi sumber kesenangan dan kepuasan. Orang lain mengembangkan perhatiannya di bidang seni, musik dan buku-buku
6.      Kematangan Iman
Setelah seseorang memasuki usia tua, banyak terjadi persoalan-persoalan mengenai kesehatan, dorongan seksual, jaminan ekonomi. Hal-hal seperti ini nampak tidak stabil lagi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Maka tidaklah mengherankan apabila timbul kebimbangan iman. Orang akan mempunyai problema yang berat, apabila imannya tidak berkembang matang.
Pada usia senja, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu diperdalam dan dimatangkan, agar persoalan-persoalan yang dihadapi tidak menjadi terlalu berat.
7.      Menemukan Makna Hidup.
Salah satu persoalan pokok orang usia senja ialah pemikiran yang menakutkan bahwa mungkin dirinya sudah tidak berarti lagi. Dia merasa dirinya sudah tidak diperlukan lagi ditempat kerjanya, dalam keluarga dan masyarakat. Banyak orang usia senja yang menderita neurosis dan bermacam-macam ketidakseimbangan mental karena kekosongan dan tidak adanya tujuan hidup di masa senja.
Pada usia senja, seseorang harus dapat menemukan kembali makna hidupnya. Menemukan kembali makna hidup pada masa senja tergantung pada kesehatan, kemampuan dan situasi konkrit kehodupan pribadi yang bersangkutan.
Bagi beberapa orang, merawat cucu-cucunya dapat menghilangkan rasa takut dan dapat mengembalikan kesadaran baru akan tujuan hidup dan kegembiraan di usia senja. Banyak orang usia senja merasa lebih muda lagi ketika diminta memberi nasihat. Perasaan berguna dan diperlukan, dapat mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri yang sudah menipis dan memberikan makna hidup baru dan tujuan hidupnya.
8.      Membina Perkawinan Menjadi Satu Kesatuan Yang Baru
Bagi pasngan suami istri, saat suami pensiun dapat merusak hubungan mereka, tetapi juga dapat menjadi awal hidup bersama yang sempurna. Pada waktu pensiun, istri takut apabila suami mencampuri urusan tumah tangga. Dengan ikut campurnya suami dalam urusan rumah tangga, sering menimbulkan pertengkaran.
Akan tetapi perkawinan dapat juga mengalami perubahan yang sebaliknya. Pada masa suami pensiun hubungan suami istri dapat menjadi intim. Untuk membina perkawinan menjadi satu kesatuan diperlukan komunikasi, hubungan yang mendalam antara suami dan istri.

3.      Sepuluh langkah yang dapat diusahakan agar proses penuaan dapat dikurangi yaitu;
1)      Mengurangi kadar homosistein
Tingginya kadar homosistein akan berpengaruh kepada berbagai penyakit degeneratif sel termasuk serangan jantung dan stroke. Periksakan secara rutin kadar homosistein di dalam darah dan bila telah meningkat gunakan suplemen vitamin B kompleks secara tepat.
2)      Mengatur pola makan
Aturlah pola makan dan zat gizi yang diperlukan tubuh, khususnya protein. Untuk lebih efektifnya, kurangkanlah kalori yang diperlukan sehingga 2/3 bagian supaya berat tubuh senantiasa tampak ideal dan normal. Penurunan berat badan dapat diawali dengan pengaturan metabolit yang diperlukan sehingga kecepatan metabolisme tetap terkendali.
3)      Berolah raga secara teratur
Aktivitas fisik yang teratur dapat mencegah atau mengurangi tekanan darah tinggi, penumpukan metabolit, obesitas, serangan jantung bahkan osteoporosis.
4)      Dapatkan persediaan antioksidan yang optimal
Diet makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti terdapat dalam sayuran dan buah-buahan segar dapat mengurangi serangan radikal bebas di dalam sel. Akumulasi radikal bebas inilah yang dapat merusak struktur dan fungsi biomolekul sehingga pada gilirannya akan mengganggu aktivitas selular yang ada. Namun diingatkan, ada kemungkinan jika mengkonsumsi antioksidan secara berlebihan justeru akan menjadi pro-oksidan, sehingga apa yang diharapkan malah dapat merugikan
5)      Terpenuhinya kebutuhan vitamin C sebanyak 1000 mg per-hari.
Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan yang diperlukan tubuh guna menghambat pertumbuhan radikal bebas. Selain itu vitamin C juga sebagai molekul yang menjaga keseimbangan redoks homeostasis sel serta pendamping radikal vitamin E keadaan vitamin E semula. Buah-buahan seperti jambu biji, mangga dan jeruk diyakini kaya akan vitamin C.
6)      Tersediannya suplemen koenzim Q10 (CoQ10, ubikuinon).
Nutrien ini berfungsi untuk menjaga serangan jantung. Tingginya ketersediaan CoQ10 disertai menurunnya kadar homosistein dapat menjaga dari kemungkinan serangan jantung yang akut.
7)      Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
Guna membantu analisis dokter, lakukanlah pemeriksaan kadar homosistein darah, hormon testosteron, estrogen, CoQ10 dan HGH. Lakukan pula konsumsi vitamin alami guna menjaga beberapa ketidakseimbangan parameter yang disebutkan tadi.
8)      Suplementasi dengan Human Growth Hormon (HGH)
Injeksi hormon pertumbuhan yang dilakukan atas izin dan pengawasan dokter dapat membantu dalam pemulihan berbagai aspek penuaan yang bakal terjadi, seperti pemulihan dan penguatan otot, mengurangi pengerutan kulit serta mengurangi rasa sakit dan peradangan.
9)      Detoksifikasi secara periodik
Guna menjaga proses penawar racun tubuh (detoksifikasi) secara teratur, maka lakukanlah detoksifikasi pada darah dan hati sekurangnya 4x dalam setahun.
10)  Jangan cemas dan bergembiralah
Kecemasan yang selalu menghinggapi hidup kita akan dapat menyebabkan rasa sedih, putus asa bahkan sering merasa tidak berarti. Ketahuilah bahwa kegembiraan senantiasa memberikan semangat baru dalam setiap aktivitas yang dikerjakan. Ekspresi genetik di dalam sel akan sangat dipengaruhi pula oleh kemampuan kita untuk beraktivitas dan suasana happy yang selalu diciptakan sendiri.
Pertanyaan
1.      Apa dampak negatif  pada kulit dari obat-obatan herbal? -Arif
2.      Apakah stress dapat mempercepat proses penuaan? -Dian
3.      Perbedaan proses penuaan pada wanita dan laki-laki? -Selly
4.      Apa maksud dari berkurang komitmen pada teori disengagement? -Novita
5.      Apakah ada salah satu penyakit yang mempercepat penuaan? -Utari
6.      Faktor apa yang bisa menyebabkan penuaan selain dari faktor lingkungan dan apa yang menyebabkannya? –Ade
7.      Apakah semua teori penuaan akan terjadi pada manusia? –Yasi
8.      Apa peran perawat terhadap teori penuaan? –Useng
Jawaban
1.      Obat–obattan herbal yang mengandung alkohol ataupun bahan pengawet dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit (kerusakan sel dan jaringan kulit) kecuali obat–obatan herbal yang pengolahannya secara murni atau langsung tanpa menggunakan bahan campuran yang berbahaya.
2.      Ya, karena stress murupakan salah satu factor intrinsik di mana sel atau jaringan akan mengalami kerusakan diakibatkan oleh peningkatan hormol epineprin dan penbulu darah akan vasokontriksi  akibat otot–otot yang menegang.
3.      Sama, akan tetapi ada perbedaan pada saat penuaan pada sistem reproduksi pada wanita akan terjadi menopause akan tetapi pada laki–laki tidak terjadi.
4.      Maksud dari berkurangnya komitmen pada teori disengagement, komitmen adalah perjanjian. Jadi, pada saat menua terjadi penurunan atau kurangnya sosialisasi yang lebih bisa dikarenakan sakit atau lupa. Misalnya, pada saat janji akan datang ke pengajian rutin, tapi karena orang tua sakit, jadi dia tidak ikut dalam pengajian rutin itu.
5.      Secara teori proses penuaan pada umunnya sama hanya didalam suatu penyakit ada yang mempercepat proses penuaan atau mutasi gen secara cepat misalnya penyakit progeria.
6.       Ada dua faktor yang menyebabkan proses penuaan lebih cepat yaitu:
Faktor intrinsik :
·         nutrisi atau pola makan
·         gaya hidup
·         stress
Faktor ekstrinsik dari lingkungan pribadi dan sosial
7.      Semuanya akan melewati teori penuaan hanya didalan pelaksanaan teori penuaan ada yang berasil melewati dan ada juga yang gagal melewati teori penuaan ini.
8.      Peran perawat  terhadap teori – teori penuaan
Tugas Perawat dalam Teori Biologi
Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.
Tugas Perawat Dalam Teori Sosial
Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
Poses penuaan berkaitan dengan peningkatan jumlah cross lingkages antar molekul, peningkatan radikal bebas, mitokondria menjadi kurang efisien, menurunnya fungsi membran dan peningkatan autoimun.
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multidisiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental atau emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.




DAFTAR PUSTAKA

Stanley,Mickey. Beare,Patricia Gauntlett. 2007. Buku ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.
Stockslager,Jaime L. Schaeffer,Liz. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.
http://www.yarsi.ac.id/component/content/article/69-fakultas-kedokteran/162-bag-biokimia-fk-universitas-yarsi.html