Feeds RSS

Rabu, 29 Januari 2014

Kawan


kawan...
sudah banyak cerita yang kita ukir
sudah banyak kenangan yang kita buat
sudah banyak hal yang kita lakukan bersama

kawan...
mungkin tiga tahun kita bersama tak cukup
tiga tahun kita bersama tak puas
tiga tahun kita bersama hanya sekejap

kawan...
cerita yang kita ukir sangatlah indah
kenangan yang kita buat sungguh berkesan
hal yang kita lakukan begitu luar biasa

kawan...
biarlah diri ini pergi
biarlah raga ini tak nampak
tapi, biarlah hati ini tetap menyatu
dalam kisah kasih persahabatan kita

semangat & sukses selalu untuk kalian...




Indah Sempurna


sore itu memberikan senja yang indah
indah tuk memanjakan mata yang menatapnya
menatap akan keagungan penciptaanNya
menciptakan yang indah dan sempurna

sempurna, segalanya sempurna
tak ada yang cacat
tak ada yang kurang
dan tak ada yang biasa

lihatlah, betapa indahnya alam ini
alam yang memberikan kita berjuta-juta kehidupan
mungkinkah? atau bahkan lebih
melebihi dari apa yang telah kita perhitungkan

tak dapat diperhitungkan
andai kau mampu menggantinya
tak akan terganti
karna kau hanya manusia biasa.

Sesuatu

Sesuatu



disini ku bertahan
bertahan untuk cinta yang kumiliki
milikmu walau belum pasti
kepastian menanti keputusan
putuskan apa yang akan terjadi


tiap hari ku menunggu
ku tunggu kisah yang indah darimu
dirimu yang tak ku mengerti 
mengerti tuk dimiliki


waktu terus berlalu
berlalu untuk semaikn menjauhkan kita
akankah kia bertemu kembali
kembali dalam kisah yang berbeda.




Malangnya

Malangnya



lagi-lagi air mata ini keluar
dengan dada yang sangat menyesak
sakit rasanya, bagi diiris pisau yang tajam
sedih rasanya, tak ada yang bisa ku peluk

ingin ku teriak
inginku pergi
inginku menghilang
meninggalkan semua ini

tak ada daya diriku melakukannya
tak ada daya dirku mengerjakannya
tak ada daya dirku menyelesaikannya
tak ada daya dirku mengakhirinya

jujur ku terluka
jujur ku merana
jujur ku tak tahu arah semua ini
ku tak tahu bagaimana akhir semua ini

mana bantuan mereka?
ya, mereka mendukung
mereka penyemangat
tapi tak berpengaruh dalam diriku

Selasa, 28 Januari 2014

PHBS di Sekolah


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

1.       Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan (Sya’roni, RS 2007).

2.       Indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
a.       Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan.
Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa dengan mencegah penyakit (Hasyim, 2009).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah:
1)      Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
2)      Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001).
3)      Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat menghilangkan kuman 25% dari tangan, sedangkan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun akan dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga 80% dari tangan (Hasyim, 2009)
Saat harus mencuci tangan yaitu:
1)      Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun)
2)      Setelah buang air besar
3)      Sebelum makan dan sebelum memegang makanan
Manfaat mencuci tangan diantaranya:
1)      Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
2)      Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung atau SARS.
3)      Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Cara mencuci tangan yang baik dan benar, yaitu:
1)      Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
2)      Bersihkan telapak, punggung tangan dan pergelangan tangan lengan, gosok bila perlu
3)      Bersihkan juga sela-sela jari dan lipatan kuku jari
4)      Setelah itu keringkan dengan lap bersih. (Depkes RI, 2001)
b.      Jajan di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di sembarang tempat, harus di kantin sekolah karena:
1)      Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.
2)      Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.
3)      Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan.
4)      Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor.
5)      Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan komite sekolah.
c.       Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, namun sangat susah untuk diterapkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan yang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009).
Alasan harus membuang sampah ditempatnya adalah karena sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Selain kotor, tidak sedap dipandang mata, sampah juga mengundang kuman penyakit. Oleh karena itu sampah harus dibuang di tempat sampah.
Secara garis besar, Depkes RI (2001) membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu:
1)      Sampah anorganik atau kering, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alamiah, contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, atau botol.
2)      Sampah organik atau basah, yang dapat mengalami pembusukan secara alami, contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah, atau sisa buah.
3)      Sampah berbahaya, contoh: baterai, botol racun nyamuk, atau jarum suntik bekas.
Akibat dari membuang sampah sembarangan adalah:
1)      Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang serangga dan tikus
2)      Sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara
3)      Sampah menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang       membahayakan kesehatan
4)      Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara memusnahkan atau memanfaatkannya. Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai berikut:
1)      Penumpukan
Dengan metode ini sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan risiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran udara, terutama bau, sumber penyakit dan mencemari sumber-sumber air.
2)      Pengkomposan
Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
3)      Pembakaran
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran asap, bau, dan kebakaran.
4)      Sanitari landfill
Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.
Dalam pemanfaatan sampah, sampah basah dapat dijadikan kompos dan makanan ternak, sampah kering dapat dipakai kembali dan didaur ulang seperti sampah kertas dapat didaur ulang. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang misalnya:
1)      Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, cremer, baik yang putih bening maupun yang berwarna, terutama gelas atau kaca yang tebal.
2)      Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus, kecuali kertas yang berlapis minyak
3)      Alumunium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue
4)      Besi bekas rangka meja, besi rangka beton
5)      Plastik bekas tempat shampoo, air mineral, jerigen, ember
6)      Sampah basah dapat diolah menjadi kompos
Pengelolaan sampah sangat besar sekali manfaatnya bagi diri kita sendiri, orang lain, maupun bagi lingkungan sekitar kita (Kartiadi, 2009), diantaranya:
1)      Menghemat sumber daya alam
2)      Menghemat energi
3)      Mengurangi uang belanja
4)      Menghemat lahan tempat pembuangan akhir (TPA)
5)      Meminimalkan lingkungan jentik di sekolah.
d.      Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah (Gunarsa, S 2001):
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas atau profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah untuk memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu juga untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik. Manfaat olahraga antara lain:
1)      Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis
2)      Berat badan terkendali
3)      Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
4)      Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
5)      Lebih percaya diri
6)      Lebih bertenaga dan bugar
7)      Keadaan kesehatan menjadi lebih baik
e.       Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusianya.
Alasan siswa perlu ditimbang setiap 6 bulan adalah untuk memantau pertumbuhan berat badan dan tinggi badan normal siswa agar segera diketahui jika ada siswa yang mengalami gizi kurang maupun gizi lebih.
Cara untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa yaitu dengan mencatat hasil penimbangan berat badan dan tinggi badan tiap siswa di Kartu Menuju Sehat (KMS) anak sekolah maka akan telihat berat badan atau tinggi badan naik atau tidak naik (terlihat perkembangannya).
Manfaat penimbangan siswa setiap 6 bulan di sekolah (Depkes, 2001) antara lain:
1)      Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh sehat.
2)      Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan siswa.
3)      Untuk mengetahui siswa yang dicurigai gizi kurang dan gizi lebih, sehingga jika ada kelainan yang berpengaruh langsung dalam proses belajar di sekolah, dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
Jenis-jenis  kondisi gizi tidak seimbang yang dapat diketahui setelah melakukan penimbangan berat badan adalah:
1)      Gizi buruk
Gizi buruk adalah bila kondisi gizi kurang berlangsung lama, maka akan berakibat semakin berat tingkat kekurangannya. Pada keadaanya ini dapat menjadi kwarshiorkor dan marasmus yang biasanya disertai penyakit lain seperti diare, infeksi, penyakit pencemaan, infeksi saluran pernafasan bagian atas, dan anemia
Tanda-tanda gizi buruk (Meru, 2008) yaitu:
a)      Sangat kurus, tulang iga tampak jelas
b)      Wajah terlihat lebih tua
c)      Tidak bereaksi terhadap rangsangan (apatis)
d)     Rambut tipis, kusam, warna rambut jagung, dan bila dicabut tidak sakit
e)      Kulit keriput
f)       Pantat kendur dan keriput
g)      Perut cekung atau buncit
h)      Bengkak pada punggung kaki yang berisi cairan dan bila ditekan lama kembali
i)        Bercak merah kehitaman pada tungkai dan pantat.
2)      Gizi lebih
Masalah ini disebabkan karena konsumsi makanan yang melebihi dari yang dibutuhkan, terutama konsumsi lemak yang tinggi dan makanan dari gula murni. Pada umumnya masalah ini banyak terdapat di daerah perkotaan dengan dijumpainya balita yang kegemukan.
Tanda-tanda gizi lebih (Meru, 2008) yaitu:
a)        Berat badan jauh di atas berat normal
b)        Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang
c)        Tidak dapat bergerak bebas
d)       Nafas mudah tersengal-sengal jika melakukan kegiatan
e)        Mudah lelah
f)         Malas melakukan kegiatan.
3)      Gizi kurang
Gizi kurang disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya dalam waktu tertentu (Meru, 2008).
f.       Tidak merokok di sekolah
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008).
Alasan tidak boleh merokok di sekolah karena rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Menurut Depkes RI (2003), seorang perokok dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)      Perokok aktif
Adalah orang yang merokok secara rutin walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba.
2)      Perokok pasif
Adalah orang yang bukan perokok, tetapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Bahaya merokok (Depkes RI, 2003), antara lain:
1)        Menyebabkan kerontokan rambut
2)        Gangguan pada mata, seperti katarak
3)        Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
4)        Menyebabkan penyakit paru-paru, jantung dan kanker
5)        Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
6)        Tulang lebih mudah keropos
Bagi perokok yang ingin berhenti merokok dapat melakukannya dengan cara:
1)      Bulatkan tekat, mantapkan niat yang kuat untuk berhenti merokok
2)      Mencari alasan yang kuat untuk berbenti merokok misalnya karena disuruh keluarga atau ingin meningkatkan kesehatan
3)      Tetapkan tanggal berhenti merokok dalam waktu kurang dan dua minggu
4)      Memilih salah satu cara berhenti seperti berhenti seketika, mengurangi jumlah rokok secara bertahap atau menunda waktu   merokok
5)      Minta dukungan teman atau keluarga
6)      Menghindari segala sesuatu yang menimbulkan keinginan merokok.
(Wastuwibowo, 2008)
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu berhenti seketika, menunda dan mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekat yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:
1)      Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat adiktif.
2)      Menunda
Perokok dapat menunda menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut.
3)      Mengurangi
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke-7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari.
Saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang penetapan kawasan tanpa rokok sebagai upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok.
Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, perdagangan, promosi, dan penggunaan rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok diselenggarakan di berbagai tempat (Depkes RI, 2001), yaitu:
1)      Tempat umum, seperti terminal, bus way, bandara, stasiun kereta api, pusat perbelanjaan, pasar serba ada, hotel, restoran, tempat rekreasi.
2)      Tempat ibadah, seperti masjid, mushola, gereja, kapal, pura, wihara, dan klenteng.
3)      Arena kegiatan anak-anak, seperti tempat penitipan anak, tempat pengasuhan anak, arena bermain anak-anak.
4)      Tempat proses belajar mengajar, seperti sekolah, tempat pelatihan, termasuk perpustakaan, ruang praktik, atau laboratorium, museum.
5)      Tempat pelayanan kesehatan, seperti Posyandu, Puskesmas, dan rumah sakit.
6)      Tempat kerja, seperti perkantoran, pabrik, ruang rapat, ruang sidang atau seminar.
7)      Angkutan umum, seperti bus, bus way, mikrolet, kereta api, kapal laut dan pesawat udara.
g.      Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin (Depkes RI, 2001):
Sekolah menjadi bebas jentik dan warga sekolah serta masyarakat sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah.
Memberantas jentik di sekolah adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak.

Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah diantaranya:
1)      Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk).
2)      PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti demam berdarah, demam dengue, chikungunya, malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat tempat perkembangbiakannya.
Tiga (3) M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN, yaitu:
1)      Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, kolam, tatakan pot kembang.
2)      Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
3)      Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol atau gelas air mineral, plastik kresek)
Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
1)      Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya memakai obat nyamuk oles atau diusap ke kulit
2)      Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
3)      Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
4)      Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras, misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
5)      Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila
6)      Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya zodia, lavender, rosemary
Manfaat sekolah bebas jentik adalah:
1)      Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi
2)      Kemungkinan terhindar dan berbagai penyakit semakin besar seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, chikungunya, atau kaki gajah.
3)      Lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat.
Cara pemeriksaan jentik berkala dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik. Jika ditemukan jentik, warga sekolah dan masyarakat sekolah diminta untuk menyaksikan atau melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus. Setelah itu mencatat hasil pemeriksaan jentik.
h.      Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah (Depkes RI, 2001):
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah untuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung), yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis jamban ada dua, yaitu:
1)      Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/ tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2)      Jamban tangki septik atau leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
Manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan jamban bersih adalah:
1)      Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2)      Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
3)      Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat   menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus,   kecacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Syarat jamban sehat yaitu:
1)        Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2)        Tidak berbau
3)        Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4)        Tidak mencemari tanah disekitamya
5)        Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6)        Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7)        Penerangan dan ventilasi cukup
8)        Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9)        Tersedia air, sabun, dan alat pembersih
Cara memelihara jamban sehat adalah:
1)        Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
2)        Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3)        Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4)        Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5)        Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6)        Bila ada kerusakan, segera diperbaiki
Cara menggunakan jamban dengan benar, yakni:
1)        Ada dua model jamban, yaitu jamban jongkok dan duduk. Bila kita menggunakan jamban duduk jangan berjongkok, karena kaki kita akan mengotori jamban apalagi bila kita memakai alas kaki. Perilaku kita sangat merugikan pengguna jamban berikutnya.
2)        Buang air besar dan buang air kecil haruslah di jamban untuk mencegah penularan penyakit, karena tinja dan urine (air kencing) banyak mengandung kuman penyakit.
3)        Menyiram hingga bersih setelah buang air besar atau    buang air kecil.
4)        Buanglah sampah pada tempatnya, agar jamban tidak tersumbat dan penuh dengan sampah.
5)        Mengingatkan guru dan penjaga sekolah untuk mengawasi dan memastikan bahwa jamban yang tersedia selalu dalam keadaan bersih.
3.       Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Manfaat PHBS di sekolah diantaranya:
a.       Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b.      Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik
c.       Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
d.      Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
e.       Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
(Suryatiningsih, 2010).

REFERENSI

Depkes. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah. Diperoleh dari http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/PHBS%20di%20Sekolah.pdf (diakses pada 9 Januari 2014).