Feeds RSS

Minggu, 26 Januari 2014

Akut Miokard Infar


BAB II

AKUT MIOKARD INFARK (AMI)




2.1 Pengertian AMI
Infark Miokardium adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat oksigen berkepanjangan. (Patofisiologi Elizabeth Corwin :367).
Infark Miokardium adalah rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.(Keperawatan Medikal Bedah 2 :788)
Infark Miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung. (kapita selekta kedokteran :437).
Jadi kesimpulannya adalah bahwa AMI merupakan suatu penyakit jantung yang disebabkan karena rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah kekoroner berkurang serta kekurangan oksigen (hipoksia) yang berkepanjangan sehingga menyebabkan kematian sel-sel miokardium.

2.2 Penyebab AMI (etiologi: Keperawatan Medikal Bedah 2 :788 dan Patofisiologi Elizabeth Corwin :368)
1)      Terlepasnya suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner
2)       penyempitan kritis arteri koroner akibat aterosklerosis atau akibat embolus atau trombus.
3)      Lesi trombotik yang melekat kesuatu arteri yang rusak yang cukut besar
4)      Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan pendarahan
5)      Curah jantung yang meningkat
6)      Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.


2.3 Patofisiologi AMI (KMB 2;734&778, Potofisiologi Corwin;367, Fisiologi Kedokteran;329, Patofisiologi Silvia 1;422&635)

 










Rounded Rectangle: Pembentukan thrombusp
 










































Rounded Rectangle: TPRRounded Rectangle: Merangsang ujung-ujung saraf reseptor nyeriArus








 











































2.4  Tanda dan gejala AMI ( Patofisiologi Corwin ;369, KMB 2,788)
1)      Nyeri dada yang tiba tiba dan terus menerus terletak dibagian bawah sternum dan perut atas.
2)      Takikhardi akibat peningkatan stimulus simpatis  jantung
3)      Akral dingin, Pucat akibat vasokontriksi simpatis
4)      Mual dan muntah karena berkaitan dengan nyeri hebat
5)      Pengeluaran urien berkurang karena penuruna aliran darah ke ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH
6)      Dispnea
7)      jantung berdebar
8)      Pada pemeriksaan darah (enzim jantung : CK & LDH)

2.5 Factor Resiko Terjadinya AMI (Keperawatan Medikal Bedah 2 : 778-779 dan 788)
1)      Merokok :
Merokok berperan dalam memperparah penyakit arteri  koroner melalui tiga cara:
  1. Meningkatkan kadar karbon monoksida, Dimana Hb lebih mudah di ikat oleh CO daripada oleh O.
  2. Pelepasan katekolamin yang menyebabkan kontriksi arteri  sehingga aliran darah dan oksigenasi jaringan menjadi terganggu .
  3.  Meningkatkan adhesi trombosit mengakibatkan peningkatan pembentukan trombus .
2)      Tekanan darah tinggi (hipertensi )
3)      Kolesterol darah tinggi
4)      Hiperglikemia
5)      Pola prilaku : Orang dengan kepribadian tipe “A”(sangat ambisius, pandangan kompetitif, ingin serba cepat)
6)      Usia : Resiko meningkat pada pria diatas 40 tahun
7)      Jenis Kelamin :Turunan  akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen endogen yang bersifat protective pada perempuan.

2.6   Penatalaksanaan medis (Keperawatan Medikal Bedah 2 :790)
1)      Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.Kerusakan jantung diperkecil dengan cara segera mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung.
2)      Imobilisasi total : Istirahat fisik ditempat tidur dengan bahu dan kepala dinaikan atau kursi jantung(kardiak chair) dapat membantu mengurangi nyeri dada dan dipsne.Posisi kepala yang lebih tinggi akan menguntungkan berdasrkan alasan berikut: -Volume tidal dapat diperbaiki karena tekanan isi perut terhadap diafragma berkurang, sehingga pertukaran gas akan lebih baik.
3)      Therapi obat-obatan, pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap mempertahankan jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Hilangnya nyeri merupakan indikator utama bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai keseimbangan.
4)      Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
5)      Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena
6)      Atasi nyeri: Morfin 2,5 – 5 mg IV atau petidin 25 – 50 mg IM, bisa di ulang – ulang. Lain – lain : Nitrat, Antagonis kalsium dan beta blokeR
7)      Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.
8)      Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2,5 mg p.o. Pada insomnia dapat di tambah flurazepam 15-30 mg.
9)      Antikoagulan :- Heparin 20000 – 40000 U/24 jam atau drip IV di lakukan atas indikasi. - di teruskan asetakumarol atau warfarin
Streptokinase/trmbolisis : pengobatan di tunjukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat di berikan sebelum di bawa ke rumah sakit dengan trombolisis.

2.7 Penatalaksanaan diet (Keperawatan Medikal Bedah 2 :793)
1)      Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot jatung minimal dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan selera dan pola makan pasien.
2)      Pembatasan Natrium pembasan natrium ditunjukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema, seperti pada hipertensi atau gagal jantung.
3)      Diet jantung cair : untuk meringankan kerja jantung dngn cara mengurangi aliran darah yang diperlukan untk mencerna makanan padat. Jika prosedur invasif, maka kemungkinan aspirasi isi lambung keparu dapat dikurangi bila pasien hanya menelan makanan cair
4)      Porsi kecil tapi sering
5)      Tingkatkan serat dan cairan yang cukup
6)      Batas lemak jenuh, kolestrol dan sodium sesuai kondisi pasien

 2.8 Proses Diagnostik (Patofisiologi Corwin;369 )
1)      tekanan darah mungkin < / normal < pada luasnya kerusakan miokardium dan keberhasilan refleks-refleks baroreseftor. Kecepatan denyut jantung biasanya . Bunyi jantung ke 4 dapat terdengar.
2)      EKG dapat memperlihatkan perubahan-perubahan akut di gelombang ST dan T seiring dngn terjadinya infark. Dalam 1 atau 2 hari infark, terjadi pendalaman gelombang Q. walaupun perubahan gelombang ST dan T akan menghilang seiring dngn waktu, perubahan gelombang Q menetap & dpt digunakan untk mendeteksi infark sebelumnya.
3)      Timbul gejala-gejala sistemik peradangan, termasuk demam,  jumlah leukosit , & laju endap darah. Tanda-tanda ini mulai sekitar 24 jam setelah infark dan menetap sampai 2 minggu.
4)      Kadar enzim enzim jantung (kreatinin fosfokinase, glutama oksalosetat transaminase serum, dan laktat dehidrogenase) di dalam serum   akibat kematian sel miokardium.
5)      Kadar mioglobin di dalam darah meningkat, dimulai pada satu jam dan memuncak dalam 4 sampai 6 jam setelah infark.


2.8   farmakoterpi AMI
  1. Morpin  (Belajar Mudah Farmakologi; 60)
a.       Indikasi : keadaan nyeri berat yang tdk dpt diredakan dengan analgesik non-narkotik atau analgesik narkotik yang lebih lemah dan untuk mengobati nyeri hebat pada infark miokard.
b.      Kontraindikasi : Jangan diberikan pasien dengan paralytic ileus, Pasien dengan hipersensitivitas, depresi pernapasan yg parah, dan penggunaan antikoagulan atau penggunaan kortikosteroid injeksi dalam 2 minggu.
c.       Efek sampimg : Depresi pernapasan, Gangguan Sistem saraf pusat  : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang. Pencernaan : mual, muntah, konstipasi pada dosis awal . Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural. Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria. Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yang tidak terkoordinasi, delirium atau disorientasi, halusinasi
d.      Cara kerja : Menginduksi analgesik, sedasi , depresi pernafasan, efek SSP( mual, muntah, vertigo, pelepasan ADH, miosis), efek saluran cerna (menurunkan propulsi dan sekresi, spasme tonik), meningkatkan duktus biliaris, bronki, ureter, dan kandung kemih
  1. Cedocard (Keperawatan Medikal Bedah 2; 791 & Belajar Mudah Farmakologi; 92)
a.       Indikasi : Pencegahan dan pengobatan angina pektoris; untuk gagal jantung kongestif; untuk mengurangi rasa nyeri, disfagia dan spasme pada esofagus dengan reflak gastroesofagus.
b.      Kontara indikasi : Hipersensitivitas terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain dalam formulasi; hipersensitif terhadap nitrat organik; penggunaan bersama penghambat peningkatan tekanan intraocular, trauma kepala atau perdarahan serebral, anemia berat.
c.       Cara kerja : mendilatasi arteri miokardium besar untuk meningkatkan pasokan darah kejantung, menurunkan beban awal jantung dengan mengurangi tonus vena . Hal ini memungkinkan pengumoulan darah di perifer
d.      Efek samping : hipotensi dan takikardi balik, bradikardi,iskemia cerebral, dermatitis, edema perifer bertambah.
  1. Laxatif ( bisakodil) (Belajar Mudah Farmakologi :120)
a.       Indikasi : Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dan dalam kondisi untuk mempercepat defekasi.
b.      Kontraindikasi : Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.
c.       Cara kerja : menambah air dan elektrolit dalam feses dan menambah motilitas usus.
d.      Efek samping :
                penggunaan terus-menerus dapat menyebabkan diare berat.
  1. Heparin (Keperawatan Medikal Bedah 2 :791 dan Belajar Mudah Farmakologi :102)
Heparin adalah antikoagulan pilihan untuk membantu mempertahankan integritas jantung . Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah sehingga dapat menurunkan kemungkinan pembentukan trombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah .
a.       Indikasi : mencegah trombosis vena profunda pascaoperasi dan emboli paru, mempertahankan sirkulasi ekstrakorporeal selama pembedahan jantung terbuka dan hemodialisis ginjal, mencapai antikoagulasi segera, angina tidak stabil, profilaksis pada bedah umum Infark miokard.
b.      kontraindikasi : tukak lambung, hipertensi berat, pendarahan serebral yang baru terjadi, gagal ginjal, penyakit hati berat (termasuk varises esofagus)
c.       Efek samping : Efek Hematologis (perdarahan, thrombocytopenia); Reaksi hipersensitivitas yang agak jarang (urticaria, angioedema, anaphylaxis); Efek lainnya yang mungkin terjadi dengan penggunaan jangka panjang (osteoporosis, alopecia).
d.      Cara kerja: berikatan dengan anti-trombin III. Kompleks ini lalu berikatan dengan dan menghambat faktor bekuan yang diaktivasi (faktor Xa). Jumlah yang lebih besar menginaktifkan trombin dan faktor-faktor pembekuan untuk mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin.
  1. Dekstrose 5% : Cairan non-elektrolit digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dan kalori, dapat juga digunakan sebagai cairan pemeliharaan.
  2. Obat-obatan trombolitik : Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun Contohnya adalah streptokinase
  3. Beta Blocker : Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia. Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
  4.  Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) : Inhibitors Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung. Misalnya captropil
  5. Obat-obatan Antiplatelet : Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk membentuk bekuan yang tidak diinginkan.
2.9   Enzim-enzim pada Jantung (Keperawatan Medikal Bedah 2: 790)    
1)      CK-MB (oto jantung) adalah isoenzim yang khusus bagi jantung, dan merupakan indeks yang paling khas untuk mendiagnosa AMI.
2)      CK-MM (otot skletal)
3)      CK-BB (Jaringan otak)

0 komentar:

Posting Komentar