BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
KONSEP TEORI
KESEGARAN JASMANI BAGI LANSIA
1.
Definisi
Kesegaran
jasmani adalah kemampuan sesorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa
mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dengan baik (Pudjiastuti dan Utomo, 2003).
Kesegaran/ kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan
dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot,
dan kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih
semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas:
a.
Ketahanan
jantung, peredaran darah, dan pernapasan.
b.
Ketahanan otot.
c.
Kekuatan otot
dan kelenturan tubuh.
2.
Intensitas
Latihan
Intensitas
latihan yang kita lakukan dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi dengan
cara meraba pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain.
Untuk mengetahui intensitas latihan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Umur
|
Zona
Latihan (denyut nadi per menit)
|
55 tahun
56 tahun
57 tahun
58 tahun
59 tahun
60 tahun
|
115-140
115-139
114-138
113-138
113-137
112-136
|
Latihan
akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam
zona latihan paling sedikit 15 menit. Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran
jasmani, maka latihan harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau
sebanyak-banyaknya lima hari dalam satu minggu.
3.
Manfaat
Kesegaran Jasmani
Manfaat
kesegaran jasmani dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis, dan sosial.
a.
Manfaat fisiologis
Dampak langsung
dapat membantu:
1)
Mengatur kadar
gula darah.
2)
Merangsang
adrenalin dan noradrenalin.
3)
Peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur.
Dampak jangka panjang dapat meningkatkan:
1)
Daya tahan
aerobik/ kardiovaskular.
2)
Kekuatan otot
rangka.
3)
Kelenturan.
4)
Keseimbangan dan
koordinasi gerak sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan (jatuh).
5)
Kelincahan
gerak.
b.
Manfaat
psikologis
Dampak langsung
dapat membantu:
1)
Memberi perasaan
santai.
2)
Mengurangi
ketegangan dan kecemasan.
3)
Meningkatkan
perasaan senang.
Dampak jangka
panjang dapat meningkatkan:
1)
Kesegaran
jasmani dan rohani secara utuh.
2)
Kesehatan jiwa.
3)
Fungsi kognitif.
4)
Penampilan dan
fungsi motorik.
5)
Keterampilan.
c.
Manfaat sosial
Dampak langsung
dapat membantu:
1)
Pemberdayaan
usia lanjut.
2)
Peningkatan
integritas sosial dan kultur.
Dampak jangka panjang meningkatkan:
1)
Keterpaduan.
2)
Hubungan
kesetiakawanan sosial.
3)
Jaringan kerja
sama sosial budaya.
4)
Pertahanan
peranan dan pembentukan peran baru.
5)
Kegiatan
antargenerasi.
Secara keseluruhan
manfaat kesegaran jasmani bagi kelompok lansia, yaitu dapat meringankan biaya
pemeliharaan kseshatan, meningkatkan produktivitas, serta mengangkat derajat
dan martabat lansia.
4.
Prinsip Program
Latihan Fisik
Program latihan
fisik mempunyai prinsip sebagai berikut:
a.
Membantu tubuh
agar tetap bergerak/ berfungsi.
b.
Menaikkan
kemampuan daya tahan tubuh.
c.
Memberi kontak
psikologis dengan sesama sehingga tidak merasa terasing.
d.
Mencegah
terjadinya cedera.
e.
Mengurangi/
menghambat proses penuaan.
5.
Ketentuan-Ketentuan
Latihan Fisik
Ketentuan-ketentuan
latihan fisik dapat meliputi hal-hal di bawah ini:
a.
Latihan fisik
harus disenangi/ diminati.
b.
Latihan fisik
harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan (ada kelainan/ penyakit atau tidak).
c.
Latihan fisik
sebaiknya bervariasi.
d.
Latihan fisik
sebaiknya bersifat aerobik, yaitu berlangsung lama dan ritmis (berulang-ulang),
contohnya berjalan kaki, joging, bersepeda, berenang, dan senam aerobik.
e.
Dosis latihan
fisik adalah sebagai berikut:
1)
Lama latihan
minimal 15-45 menit secara kontinu (belum termasuk pemanasan dan pendinginan).
2)
Frekuensi
latihan 3-4 kali/ minggu.
3)
Intensitas
latihan: 60-80% denyut nadi maksimal (DNM) dimana DNM = 220 – usia.
f.
Pada awal
latihan lakukan dahulu pemanasan, peregangan, kemudian latihan inti. Pada akhir
latihan lakukan pendinginan dan peregangan lagi (memeriksa tekanan darah dan
nadi penting dilakukan terlebih dulu).
g.
Sebelum
melakukan latihan, minum terlebih dahulu untuk menggantikan keringat yang
hilang. Bila memungkinkan, minumlah air sebelum, selama, dan sesudah berlatih.
h.
Latihan dilakukan minimal dua jam setelah
makan agar tidak mengganggu pencernaan. Kalau latihan pagi hari tidak perlu
makan sebelumnya.
i.
Latihan diawasi
seorang pelatih agar tidak terjadi cedera.
j.
Latihan
dilakukan secara lambat, tidak boleh eksplosif, di samping itu gerakan tidak
boleh menyentak dan memutar terutama untuk tulang belakang.
k.
Pakaian yang
digunakan terbuat dari bahan yang ringan dan tipis serta jangan memakai pakaian
tebal dan sangat menutup badan.
l.
Jenis sepatu
sebaiknya sepatu lari atau sepatu untuk berjalan kaki yang mempunyai sol/
bantalan yang tebal pada daerah tumit. Gunakan sepatu khusus untuk lansia yang
memiliki kelainan kaki.
m.
Waktu latihan
sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang hari bila latihan dilakukan di
luar gedung.
n.
Tempat latihan
sebaiknya berupa lapangan atau taman.
o.
Landasan tempat
latihan tidak terlalu keras dan dianjurkan untuk berlatih di atas tanah atau
rumput, bukan di atas lantai ubin atau semen yang keras, hal ini untuk mencegah
cedera kaki dan tungkai.
6.
Hal-Hal yang
Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Latihan Fisik
Berikut ini
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik:
a.
Komponen-komponen
kesegaran jasmani yang dilatih meliputi ketahanan kardiopulmonal, kelenturan,
kekuatan otot, komposisi tubuh, keseimbangan, dan kelincahan gerak.
b.
Selalu
memerhatikan keselamatan/ menghindari cedera.
c.
Latihan
dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan kemampuan.
d.
Latihan dalam
bentuk permainan ringan sangat dianjurkan.
e.
Latihan
dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikan sedikit demi sedikit.
f.
Hindari
kompetisi dalam bentuk apa pun.
Bagi
mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan olahraga secara
rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta
mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani
yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility)
yang merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah
pergerakannya. Kurang gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas
fisik yang berdampak seseorang akan lebih sering/ mudah terserang penyakit.
Untuk itu latihan fisik secara teratur perlu dilaksanakan.
7.
Teknik dan Cara
Berlatih
Teknik dan cara
berlatih yang dilakukan terbagi dalam tiga segmen seperti yang dijelaskan di
bawah ini.
a.
Pemanasan (warming up)
Gerakan umum
(yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi) dilakukan secara lambat dan
hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama dengan peregangan (streching). Lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada lima menit terakhir
pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan dimaksud untuk mengurangi cedera dan
mempersiapkan sel-sl tubuh agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang
meningkat.
b.
Latihan inti
Latihan ini
bergantung pada komponen/ faktor yang dilatih. Gerakan senam dilakukan
berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang disesuaikan dengan gerakannya.
Untuk lansia biasanya dilatih:
1)
Daya tahan (endurance)
2)
Kardiopulmonal
dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik
3)
Fleksibilitas
dengan peregangan
4)
Kekuatan otot dengan
latihan beban
5)
Komposisi tubuh
dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan aerobik kombinasi dengan
latihan beban kekuatan.
c.
Pendinginan (cooling down)
Dilakukan secara
aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan gerakan umum yang ringan
sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan
terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan, yaitu 8-10
menit.
8.
Macam-Macam
Olahraga/ Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia
Beberapa contoh
olahraga/ latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan
memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah sebagai
berikut:
a.
Pekerjaan rumah dan
berkebun
Suatu latihan
yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan
secara tepat agar napas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan
otot menjadi lelah. Dengan demikian, tubuh kita akan mengeluarkan keringat.
b.
Berjalan-jalan
Berjalan-jalan
sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin
cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan
mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. hal ini bergantung
pada kebiasaan. Jika berjalan merupakan bentuk latihan yang diinginkan, maka
cobalah untuk dikombinasikan dengan bentuk olahraga lain. Joging atau
berlari-lari bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik
berjalan cepat.
c.
Jalan cepat
Jalan cepat
adalah jalan yang dilakukan dengan kecepatan di bawah 11 km/ jam atau di bawah
5,5 menit/ km. Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran
jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya
murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.
Jalan cepat
berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2),
berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain.
Jalan cepat dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali seminggu, lama latihan 15-30
menit, dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan.
Beberapa hal
yang perlu diperhaikan secara medis:
1)
Latihan dimulai
dengan dosis berjenjang (naik perlahan-lahan)
2)
Lakukan secara
teratur dan tidak terlalu berat
3)
Didahului dengan
senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot.
4)
Tidak boleh
berhenti mendadak tetapi harus perlahan-lahan
5)
Bila merasa tak
enak badan, jangan jogging, demikian
juga kalau sakit atau tidur kurang dari 4 jam.
6)
Minumair putih
yang banyak
7)
Perhatikan
kontraindikasi latihan seperti:
a)
Adanya penyakit
infeksi
b)
Hipertensi lebih
dari 180 mmHg sistolik dan 120 mmHg diastolik
c)
Berpenyakit
berat dan dilarang oleh dokter
8)
Sakit-sakit pada
otot dapat dihindari dengan latihan yang takarannya sesuai.
d.
Renang
Pada saat
berenang hampir semua otot tubuh bergerak, sehingga kekuatan otot semakin
meningkat. Olahraga renang biasanya baik untuk orang-orang yang menderita
penyakit lemah otot atau kaku sendi juga dapat melancarkan peredaran darah asalkan
dilakukan secara teratur.
e.
Bersepeda
Bersepeda baik
bagi penderita artritis, karena tidak menyentuh lantai yang akan menyebabkan
sakit pada sendi-sendinya seperti jenis latihan jalan cepat. Bersepeda baik
untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan
pada derajat yang lebih tinggi.
f.
Senam
Manfaat
melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup adalah
sebagai berikut:
1)
Mempertahankan
atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
2)
Mengadakan
koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
3)
Membentuk sikap
dan gerak
4)
Memperlambat
proses degenerasi karena perubahan usia
5)
Membentuk
kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan, keluwesan,
dan kecepatan)
6)
Membentuk
berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri,
dan kesanggupan bekerja sama)
7)
Memberikan
rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya bagi lansia
8)
Memupuk rasa
tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
9.
Olahraga/ Latihan
Fisik yang Membahayakan Bagi Lansia
Olahraga
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak semua olahraga baik
dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang dianggap membahayakan
saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Sit-up
dengan kaki lurus
b.
Meraih ibu jari
kaki
c.
Mengangkat kaki
d.
Melengkungkan
punggung
1 komentar:
untuk senam ini berasal dari negara mana?....
dan untuk baju senam wanita yang cocok untuk senam ini seperti apa ya...
salam sukses
Posting Komentar