BAB II
AKUT MIOKARD INFARK (AMI)
2.1
Pengertian AMI
Infark
Miokardium adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat oksigen
berkepanjangan. (Patofisiologi Elizabeth Corwin :367).
Infark
Miokardium adalah rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak
adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.(Keperawatan Medikal Bedah 2 :788)
Infark
Miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot
jantung. (kapita selekta kedokteran :437).
Jadi
kesimpulannya adalah bahwa AMI merupakan suatu penyakit jantung yang disebabkan
karena rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah kekoroner berkurang serta kekurangan oksigen (hipoksia)
yang berkepanjangan sehingga menyebabkan kematian sel-sel miokardium.
2.2
Penyebab AMI (etiologi: Keperawatan Medikal Bedah 2 :788 dan
Patofisiologi Elizabeth Corwin :368)
1) Terlepasnya
suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner
2) penyempitan kritis arteri koroner
akibat aterosklerosis atau akibat embolus atau trombus.
3) Lesi trombotik yang melekat kesuatu arteri yang rusak yang cukut besar
4) Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan pendarahan
5) Curah
jantung yang meningkat
6) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
2.3
Patofisiologi AMI (KMB
2;734&778, Potofisiologi Corwin;367, Fisiologi Kedokteran;329,
Patofisiologi Silvia 1;422&635)
p
Arus
2.4
Tanda dan gejala AMI ( Patofisiologi Corwin ;369, KMB 2,788)
1) Nyeri dada yang tiba tiba dan terus menerus terletak dibagian bawah sternum
dan perut atas.
2) Takikhardi
akibat peningkatan stimulus simpatis
jantung
3) Akral dingin, Pucat akibat vasokontriksi simpatis
4) Mual dan muntah karena berkaitan dengan nyeri hebat
5) Pengeluaran urien berkurang karena penuruna aliran darah ke ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH
6) Dispnea
7) jantung
berdebar
8) Pada pemeriksaan darah (enzim jantung : CK & LDH)
2.5
Factor Resiko Terjadinya AMI (Keperawatan Medikal Bedah 2 : 778-779 dan
788)
1)
Merokok :
Merokok berperan dalam memperparah penyakit arteri koroner melalui tiga cara:
- Meningkatkan kadar karbon monoksida, Dimana Hb lebih mudah di ikat oleh CO daripada oleh O.
- Pelepasan katekolamin yang menyebabkan kontriksi arteri sehingga aliran darah dan oksigenasi jaringan menjadi terganggu .
- Meningkatkan adhesi trombosit mengakibatkan peningkatan pembentukan trombus .
2) Tekanan
darah tinggi (hipertensi )
3) Kolesterol
darah tinggi
4) Hiperglikemia
5) Pola prilaku : Orang dengan kepribadian tipe “A”(sangat ambisius, pandangan
kompetitif, ingin serba cepat)
6) Usia : Resiko meningkat pada pria diatas 40 tahun
7) Jenis
Kelamin :Turunan
akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali lebih
besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen endogen
yang bersifat protective pada perempuan.
2.6 Penatalaksanaan medis (Keperawatan Medikal Bedah 2 :790)
1)
Tujuan penatalaksanaan
medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi.Kerusakan jantung diperkecil dengan cara segera
mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung.
2)
Imobilisasi total : Istirahat fisik
ditempat tidur dengan bahu dan kepala dinaikan atau kursi jantung(kardiak
chair) dapat membantu mengurangi nyeri dada dan dipsne.Posisi kepala yang lebih
tinggi akan menguntungkan berdasrkan alasan berikut: -Volume tidal dapat
diperbaiki karena tekanan isi perut terhadap diafragma berkurang, sehingga
pertukaran gas akan lebih baik.
3)
Therapi obat-obatan,
pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap
mempertahankan jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk meningkatkan
suplai oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan
oksigen. Hilangnya nyeri merupakan indikator utama bahwa kebutuhan dan suplai
telah mencapai keseimbangan.
4)
Diet makanan
lunak/saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
5)
Pasang infus dekstrosa
5% untuk persiapan pemberian obat intravena
6)
Atasi nyeri: Morfin 2,5 – 5 mg IV atau
petidin 25 – 50 mg IM, bisa di ulang – ulang. Lain
– lain : Nitrat, Antagonis kalsium dan beta blokeR
7)
Berikan oksigen meskipun
kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen yang melimpah untuk jaringan,
dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit
melalu binasal kanul.
8)
Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2,5
mg p.o. Pada insomnia dapat di tambah flurazepam 15-30 mg.
9)
Antikoagulan :- Heparin 20000 – 40000 U/24 jam atau drip IV di lakukan atas indikasi. - di
teruskan asetakumarol atau warfarin
Streptokinase/trmbolisis
: pengobatan di tunjukan untuk sedapat
mungkin memperbaiki kembali memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat di berikan sebelum di bawa ke
rumah sakit dengan trombolisis.
2.7 Penatalaksanaan diet (Keperawatan Medikal Bedah 2 :793)
1) Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan
otot jatung minimal dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan selera dan
pola makan pasien.
2) Pembatasan Natrium pembasan natrium ditunjukan untuk mencegah, mengatur,
atau mengurangi edema, seperti pada hipertensi atau gagal jantung.
3) Diet jantung cair : untuk meringankan kerja jantung dngn cara mengurangi aliran darah yang
diperlukan untk mencerna makanan padat. Jika prosedur invasif, maka kemungkinan
aspirasi isi lambung keparu dapat dikurangi bila pasien hanya menelan makanan
cair
4) Porsi
kecil tapi sering
5) Tingkatkan serat dan cairan yang cukup
6) Batas
lemak jenuh, kolestrol dan sodium sesuai kondisi pasien
2.8 Proses Diagnostik (Patofisiologi
Corwin;369 )
1) tekanan
darah mungkin < / normal < pada luasnya kerusakan
miokardium dan keberhasilan refleks-refleks baroreseftor. Kecepatan denyut
jantung biasanya . Bunyi jantung ke 4 dapat terdengar.
2) EKG
dapat memperlihatkan perubahan-perubahan akut di gelombang ST dan T seiring
dngn terjadinya infark. Dalam 1 atau 2 hari infark, terjadi pendalaman
gelombang Q. walaupun perubahan gelombang ST dan T akan menghilang seiring dngn
waktu, perubahan gelombang Q menetap & dpt digunakan untk mendeteksi infark
sebelumnya.
3) Timbul
gejala-gejala sistemik peradangan, termasuk demam, jumlah leukosit , & laju endap darah. Tanda-tanda ini mulai sekitar 24 jam setelah infark dan menetap sampai 2
minggu.
4) Kadar enzim enzim jantung (kreatinin fosfokinase, glutama oksalosetat transaminase
serum, dan laktat dehidrogenase) di dalam serum akibat kematian sel miokardium.
5) Kadar mioglobin di dalam darah meningkat, dimulai pada satu jam dan
memuncak dalam 4 sampai 6 jam setelah infark.
2.8 farmakoterpi AMI
- Morpin (Belajar Mudah Farmakologi; 60)
a.
Indikasi : keadaan nyeri berat yang tdk dpt
diredakan dengan analgesik non-narkotik atau analgesik narkotik yang lebih
lemah dan untuk mengobati nyeri hebat pada infark miokard.
b.
Kontraindikasi : Jangan diberikan pasien
dengan paralytic ileus, Pasien dengan hipersensitivitas, depresi pernapasan yg
parah, dan penggunaan antikoagulan atau penggunaan kortikosteroid injeksi dalam
2 minggu.
c.
Efek sampimg : Depresi pernapasan, Gangguan
Sistem saraf pusat : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo,
depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan,
kejang. Pencernaan : mual, muntah, konstipasi pada dosis awal . Kardiovaskular
: aritmia, hipotensi postural. Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi
urin, oliguria. Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi,
takikardia, tremor otot, pergerakan yang tidak terkoordinasi, delirium atau
disorientasi, halusinasi
d.
Cara kerja : Menginduksi analgesik, sedasi
, depresi pernafasan, efek SSP( mual, muntah, vertigo, pelepasan ADH, miosis),
efek saluran cerna (menurunkan propulsi dan sekresi, spasme tonik), meningkatkan
duktus biliaris, bronki, ureter, dan kandung kemih
- Cedocard (Keperawatan Medikal Bedah 2; 791 & Belajar Mudah Farmakologi; 92)
a.
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan angina
pektoris; untuk gagal jantung kongestif; untuk mengurangi rasa nyeri, disfagia
dan spasme pada esofagus dengan reflak gastroesofagus.
b.
Kontara indikasi : Hipersensitivitas
terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain dalam formulasi; hipersensitif
terhadap nitrat organik; penggunaan bersama penghambat peningkatan tekanan
intraocular, trauma kepala atau perdarahan serebral, anemia berat.
c.
Cara kerja : mendilatasi arteri miokardium
besar untuk meningkatkan pasokan darah kejantung, menurunkan beban awal jantung
dengan mengurangi tonus vena . Hal ini memungkinkan pengumoulan darah di perifer
d.
Efek samping : hipotensi dan takikardi
balik, bradikardi,iskemia cerebral, dermatitis, edema perifer bertambah.
- Laxatif ( bisakodil) (Belajar Mudah Farmakologi :120)
a.
Indikasi : Digunakan untuk pasien yang
menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan
sesudah operasi dan dalam kondisi untuk mempercepat defekasi.
b.
Kontraindikasi : Pada pasien ileus,
abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus
buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang
diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.
c.
Cara kerja : menambah air dan elektrolit
dalam feses dan menambah motilitas usus.
d.
Efek samping :
penggunaan terus-menerus dapat
menyebabkan diare berat.
- Heparin (Keperawatan Medikal Bedah 2 :791 dan Belajar Mudah Farmakologi :102)
Heparin
adalah antikoagulan pilihan untuk membantu mempertahankan integritas jantung .
Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah sehingga dapat menurunkan
kemungkinan pembentukan trombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah .
a.
Indikasi : mencegah trombosis vena profunda
pascaoperasi dan emboli paru, mempertahankan sirkulasi ekstrakorporeal selama
pembedahan jantung terbuka dan hemodialisis ginjal, mencapai antikoagulasi segera,
angina tidak stabil, profilaksis pada bedah umum Infark miokard.
b.
kontraindikasi : tukak lambung, hipertensi
berat, pendarahan serebral yang baru terjadi, gagal ginjal, penyakit hati berat
(termasuk varises esofagus)
c.
Efek samping : Efek Hematologis (perdarahan,
thrombocytopenia); Reaksi hipersensitivitas yang agak jarang (urticaria,
angioedema, anaphylaxis); Efek lainnya yang mungkin terjadi dengan
penggunaan jangka panjang (osteoporosis, alopecia).
d.
Cara kerja: berikatan dengan anti-trombin
III. Kompleks ini lalu berikatan dengan dan menghambat faktor bekuan yang
diaktivasi (faktor Xa). Jumlah yang lebih besar menginaktifkan trombin dan
faktor-faktor pembekuan untuk mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin.
- Dekstrose 5% : Cairan non-elektrolit digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dan kalori, dapat juga digunakan sebagai cairan pemeliharaan.
- Obat-obatan trombolitik : Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun Contohnya adalah streptokinase
- Beta Blocker : Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia. Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
- Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) : Inhibitors Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung. Misalnya captropil
- Obat-obatan Antiplatelet : Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk membentuk bekuan yang tidak diinginkan.
2.9 Enzim-enzim pada Jantung (Keperawatan Medikal Bedah 2: 790)
1)
CK-MB (oto jantung) adalah isoenzim yang
khusus bagi jantung, dan merupakan indeks yang paling khas untuk mendiagnosa
AMI.
2)
CK-MM (otot skletal)
3)
CK-BB (Jaringan otak)
0 komentar:
Posting Komentar