BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hipertensi
Pengertian Hipertensi
Guyton & Hall, Fisiologi Kedokteran
Edisi 9
Dikatakn menderita hipertensi (tekanan darah tinggi), berarti
bahwa tekanan arteri rata-ratanya lebih tinggi daripada batas atas yang
dianggap normal. Dalam keadaan istirahat bila tekanan arteri rata-rata lebih
tinggi dari 110 mmHg (normal sekitar 90 mmHg), maka hal ini disebut hipertensi,
nilai ini terjadi bila tekanan darah diastolic lebih besar dari 90 mmHg dan
tekanan sistolik lebih besar dari kira-kira 135-140 mmHg.
Cristine Hancock, Kamus Keperawatan
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, keadaan meningginya
tekanan darah yang abnormal dan biasanya meliputi tekanan darah sistolik dan
diastolic. Tidak terdapat kesepakatan universal tentang batas atas tekanan
normal, terutama pada peningkatan usia. Banyak kardiologist yang berpendapat
bahwa tekanan sistolik dalam keadaan istirahat sebesar 160 mmHg dan tekanan diastolic dalam keadaan
istirahat sebesar 100 mmHg merupakan keadaan patologis. Penyebab hipertensi
dapat bersifat renal, endokrin, mekanis atau toksik (seperti pada taksemia
kehamilan), namun etiologi hipertensi pada banyak kasus tidak diketahui sehingga
keadaan ini disebut “hipertensi essensial”.
Purnawan Junadi, Kapita Selekta
Kedokteran, 1982
WHO telah membuat kriteria bahwa seseorang dianggap
menderita hipertensi bila tekanan darah kausal lebih besar dari 160/95 mmHg,
sedangkan dengan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg adalah normotensif dan
disebut “bardeline hypertension” apabila terdapat diantaranya.
Barbara C.Long, Perawatan Medikal
Bedah, 1996
Hipertensi sering kali dianggapada kaitannya dengan gangguan
vaskuler perifer dengan beberapa alasan. Diantara gangguan sirkulasi, sebagian
faktor-faktor penyebab sama berkaitan hipertensi merupakan faktor risiko yang
besar dari aterosklerosis dan merupakan penyebab yang besar dari penyakit
pembuluh darah perifer. Hipertensi secara umumdianggap terjadi biloa tekanan
diastolic dari pasien lebih dari 90 mmHg. Berdasarkan kriteria hipertensi dari
Organisasi Kesehatan Sedunia adalah bila sistolik lebih dari 160 mmHg dan
diastolic 95 mmHg.
Jadi, penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu
keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang ditunjukkan oleh angka systolic lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih
dari 90 mmHg. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan,
berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80
mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai
angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah
menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga. Bila
seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan
pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita
kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi
yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya
kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal,
otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya
stroke dan serangan jantung.
Klasifikasi Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type
klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary:
· Hipertensi
PrimaryHipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah
tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.
Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat
badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit
tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau
kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi,
termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah
tinggi.
· Hipertensi
SecondaryHipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita
penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan
sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah
secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita
yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
menurut JNC VII
|
||
Kategori
|
Tekanan Darah Sistolik
|
Tekanan Darah Diastolik
|
Normal
|
< 120 mmHg
|
(dan) < 80 mmHg
|
Pre-hipertensi
|
120-139 mmHg
|
(atau) 80-89 mmHg
|
Stadium 1
|
140-159 mmHg
|
(atau) 90-99 mmHg
|
Stadium 2
|
>= 160 mmHg
|
(atau) >= 100 mmHg
|
Etiologi Hipertensi
Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
- Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
- Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi
primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung
dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan
darah.
Jika
penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab
hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar
adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin).
Kegemukan
(obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres,
alkohol
atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan
darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
Beberapa
penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
- Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
- Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
- Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
- Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.
Sampai saat ini penyebab hipertensi
belum jelas. Fakta yang ada sampai saat ini hipertensi disebabkan oleh banyak
faktor seperti faktor genetika dan faktor lingkungan. Faktor-faktor risiko
hipertensi antara lain :
Faktor genetik (tidak dapat
dimodifikasi) :
- Usia, hipertensi umumnya berkembang antara 35 – 55 tahun
- Etnis, etnis Amerika keturunan Afrika menempati risiko tertinggi terkena hipertensi
- Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi adalah diturunkan secara genetis.
Faktor lingkungan (dapat
dimodifikasi)
- Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia.
- Obesitas/kegemukan, tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan berat badan.
- Merokok, obat-obatan, dan minuman alkohol, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit jantung koroner.
- Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah 2 kali lipat.
PATOFISIOLOGI
HIPERTENSI
Mekanisme yang
mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor,
pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis keluar dari kolumna medulla spinalis
ke ganglia simpatisdi toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai ketakutan dan kecemasan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstroktor. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa
hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstroksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Pertimbangan
Gerontologis. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
darah perifer bertangguangjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.
Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada
sebagian besar penderita hipertensi
tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak).
Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal.
Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit kepala, kelelahan,
mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung,
dan ginjal.
Kadang
penderita hipertensi
berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan
otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan
segera.
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan
apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan adanya
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai dengan system organ
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner
dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertropi
ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat
dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung
tidak mampu lagi menhan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal
jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea
darah (BUN) dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis
sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada
penderita stroke, dan pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia,
insiden infark otak mencapai 80%.
Komplikasi
Karena hipertensi yang berkepanjangan
jaringan elastisdari arteriole terganti oleh jaringan fibrosa kolagen .dinding
arteriole yang menebal menjadi kurang bisa berdilatasi sebaliknya menimbulkan
retensi yang lebih besar pada aliran darah.ventrikel kiri memerlukan lebih
banyak tenaga untuk menjadi kosong secara sempurna, menjadi lebih melebar dan
tidak mampu mendorong volume yang normal,dan serabut mendorong volume yang
normal ,dan serabut serabut otot merentang (hipertropi) akibat berusaha meningkatkan
kekuatan kontraksi. Suplai darah yang tidak sempurna ke arteri koroner dapat
menimbulkan angina pectoris atauinfark myocardium. Hipertrofi ventrikelkiri
berdampak kegagalan jantung kongestif.
Diluar
jantung perubahan dinding arteriole dapat menimbulkan kerusakan organ yang
permanen.terutama ginjal yang paling mudah menderita dan bila terjadi nekrosis
fibrinoid pada arteriole aferen , glomerulus tidak mendapat suplai darah maka
terjadilah kerusakan ginjalpermanen dan berakibat kegagalan ginjal pembuluh
pembuluh otak pun terpengaruh , perubahan neurologist atau stroke bias terjadi
akibat pendarahan dari pembuluh yang bocor karena thrombosit.
Hipertensi
maligna adalah hipertensi yang berat dan berkembang sangat cepat,sering timbul
pada orang kulit hitam di bawah umur 40 tahun.bila pengobatan medis tidak
berhasil perjalanan sangat fatal dan orang biasanya meninggal setelah 2
tahun.kematian merupakan sekunder dari perubahan yang terjadi pada
ginjal,jantung,atau otak,dan pasien meninggal akibat uremi,infark
myocardium,kegagalan jantung kongestif atau karena cerebrovaskuler accident (stroke).
Obat obat oral yang dipakai untuk pengobatan hipertensi.
Obat obatan
|
Cara bekerja obat
|
Berbagai pengaruh
|
Diuretik
Thiazids
Hidrochlorothiazide (esidrix,hydrodiuril)
Chlorothiazide (diuril)
Quinethazone (hyygroton)
Loop Diuretik
Furosemide (lasiks)
Etharynic acid (Edecrin)
Bahan bahan pendamping
Potassium
Spironolactone (aldactone)
Triamterene (dyrenium)
Obat obat yang bekerja
Terhadap saraf pusat inhibitor adrenergic (bekerja pada
perifer)
Rauwolia alkalois
Reserpine
Guanethidine(ismelin)
Inhibitor adrenergic (bekerjsa ke pusat)
Methyldopa(aldoment)
Clonidine (catapres)
Beta Blockers
Propanolol (inderel)
Metoprolol (lopressor)
Nadolol (cordard)
Atenolol (tenormin)
Vasodilator
Hydralizine
(apresoline)
Prazosin (minipres)
Minoxidil (loniten)
Captropiul (capoten)
|
Mengambat reabsorbsi sodium pada bagian cortical dari
tubulus asendens air di ekskresi dengan sodium berdampak penurunan volume
darah .
Perhatian :thiazidetidak efektif pada kegagalan ginjal.
Menghambat reabsorsi sodiumdan air pada bagian medulla
tubulus asendens.
Menahan aldosteron sodium diekskresi sebagai perlu karan
dengan potassium.
Menurunkan catecholamine padaserabut serabut npostganglion
simpati.
Menghambat norepinephrine yang dikeluarkan dariujung ujung
saraf adrenergic
Penuruna sistemsaraf simpatis dengan menggesre norepineprin
dari tempat reseptor
Menghambat reseptor reseptor beta adernergik darisistem
sarapsimpatis ,menurunkankecepatan jantung dan tekanan darah .
Vasodilator periper yang menimbulkan releks langsung
dariotot otot halus vasikuler.
Samasepertidiatas juga bias memblok reseptor reseptor post
synaplic alfa adrenergic.
Vasodilator periper
Penurunan resistan arteri perifer
|
Perubahan perubahan elektrolit,BUN, uric acid
potassium,glukosa darah,calcium.
Dianjurkan suplemenpotassium .kemungkinan hipotensi postural
padamusim panas akibat kehilangan sodium.
Gangguan GI,mulut kering,haus ,lemah ,nyeri otot,capai,
tachycardia.
Diuretic sangat besar karenavolume cepat hilang
Elektrolit berkurang
Haus,bintik bintik pada kulit hipotensi postural
,mual,muntah muntah .
Mengantuk,bingung diare –memberikan obat harus setelah
makan .
Hiperkalemi.
Gynecomatica dengan aldactone .
Mual lemah depresimanifestasi yang dilaporkan
Longesti hidung,hiperaktifitasgastrik.
Perhatian terhadap orthostatis hipotensi .diare dan mual.
Konsultasi mengenai disfungsi seksual impotent atau tidak
bias ejakulasi
Mengantuk kelelahan hipotensiortho statis tingan percobaan
comb positif impotent .
Timbulkembali hipertensi bila clonidine dihentikan dengan
mendadak
Bradicardi,capai insomnia,bizarre
dreams/mimpikacau,disfungsi seksual ,kadang kadang mualmuntah gangguan daerah
epi gastrium.
Sakit kepala ,mual muntah palpitasi capai
lupussindromjarangterjadi padadosis dan pada pemakaian jangkapanjang
Perhatian kepada pasien ‘ada dosis pertama) suncope
kelemahan dari hipotensi orthostasis.
Membengkak edema perifer berat badan naik detak jantung
cepat atau tidakteratur.
Kulit kemerah merahan angio edema detakjantung cepat atau
tidakteratur
|
Penatalaksanaan Diet
Pembuluh darah koroner yang menderita aterosklerotik,
selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan
terhadap aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan
sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat
penyempitan pembuluh darah tersebut, dikenal dengan istilah tekanan darah
tinggi atau hipertensi. Nama lengkapnya adalah hipertensi esensial.
Pembatasan jumlah cairan, ataupun pemberian cairan / air
minum lebih daripada biasanya kepada penderita, juga ternyata tidak ada
pengaruhnya terhadap tekanan darah.
Diet rendah garam umumnya dianjurkan bagi penderita
tekanan darah tinggi. Akan tetapi banyak ahli kedokteran yang masih meragukan
efek diet rendah garam itu terhadap penurunan tekanan darah.
Lebih-lebih jika kandungan natrium dalam diet penderita di
atas 250 gram sehari. Jadi agar diet rendah garam itu membawa pengaruh berupa
penurunan tekanan darah, maka kandungan natrium dalam diet harus berkisar
antara 200 – 250 mg sehari.
Jika digunakan diet Kempner dengan kadar natrium sekitar
200 mg, diet itu harus diberikan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu,
penderita hipertensi, sungguhpun ia sudah menjalani diet pantang garam, masih
juga memerlukan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.
1. Makanan yang dianjurkan bagi
penderita hipertensi adalah :
·
Sayuran
dan buah-buahan. Kandungan serat dan vitamin Cnya dapat membentu menurunkan
tekanan darah tinggi.
·
Serealia
juga berfungsi untuk membantu menyerap lemak dan kandungan seratnya membantu
dalam poses pencernaan makanan.
·
Jenis
ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel, dan sarden.
2. Makanan Yang harus dikurangi
·
Makanan
kaleng atau makanan yang sudah diproses dengan kandungan garam yang tinggi.
·
Jenis
ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel dan sarden
·
Makanan
berlemak.
·
Minuman
beralkohol
3. Makanan Yang harus dihindari
·
Makanan
bergaram tinggi.
·
Konsumsi
alkohol berlebih dan merokok.
Prosedur Diagnostik
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang
menyeluruh sangat penting. Retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal
atau jantung, yang dapat disebabkan tingginya tekanan darah. Hipertropi
ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urine
dapat dideteksi dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan untuk
mengkonsentrasi urin dan peningkatan nitroden urea darah. Pemeriksaan khusus
seperti renogram, pielogram intravena, arteriogram retinal, pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah dan penentuan kadar urin dapat juga dilakukan untuk
mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler. Adanya factor resiko
lainnya juga harus dikaji dan dievaluasi.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Riwayat
dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.
Pemeriksaan
retina
3.
Pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
4.
EKG
untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5.
Urinalisa
untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6.
Pemeriksaan
: renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal
terpisah dan penentuan kadar urin.
7.
Foto
dada dan CT scan
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia
miokard, hipertropi ventricular.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit
kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Potensial perubahan perfusi jaringan:
serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
5.
Kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri.
0 komentar:
Posting Komentar