CHF Sinistra
A.
DEFINISI
Congestive
Heart Failure (CHF) atau
gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat
ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess,1998).
B.
JENIS
1.
Gagal
jantung kiri
Terjadi karena ventrikel gagal untuk
memompa darah secara adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi
dan kelainan pada katub aorta/mitral Kongesti paru menonjol pada gagal
ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang
dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan
terdorong ke jaringan paru. Dispneu dapat terjadi akibat penimbunan cairan
dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat
curah jantung yang kurang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen
serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat
meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi
akibat distress pernapasan dan batuk.
2.
Gagal
jantung kanan
Disebabkan peningkatan tekanan pulmo
akibat gagal jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang
terbendung akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites, hepatomegali,
efusi pleura, dll. Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti viscera dan
jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu
mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasikan
semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis
yang tampak dapat meliputi edema ekstremitas bawah, peningkatan berat badan,
hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia, mual dan nokturia.
C.
MEKANISME
KOMPENSASI
Tubuh memiliki beberapa
mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal jantung.
1. Mekanisme respon darurat yang pertama
berlaku untuk jangka pendek (beberapa menit sampai beberapa jam), yaitu reaksi
fight-or-flight.
Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah; noradrenalin juga dilepaskan dari saraf. Adrenalin dan noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali terjadi stres mendadak. Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung sampai derajat tertentu. Curah jantung bisa kembali normal, tetapi biasanya disertai dengan meningkatnya denyut jantung dan bertambah kuatnya denyut jantung. Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan fungsi jantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan. Tetapi pada penderita gagal jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan jangka panjang terhadap sistem kardiovaskuler yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Lama-lama peningkatan kebutuhan ini bisa menyebabkan menurunya fungsi jantung.
Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah; noradrenalin juga dilepaskan dari saraf. Adrenalin dan noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali terjadi stres mendadak. Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung sampai derajat tertentu. Curah jantung bisa kembali normal, tetapi biasanya disertai dengan meningkatnya denyut jantung dan bertambah kuatnya denyut jantung. Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan fungsi jantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan. Tetapi pada penderita gagal jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan jangka panjang terhadap sistem kardiovaskuler yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Lama-lama peningkatan kebutuhan ini bisa menyebabkan menurunya fungsi jantung.
2. Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahanan
garam (natrium) oleh ginjal.
Untuk mempertahankan konsentrasi
natrium yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan air. Penambahan air ini
menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada awalnya
memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah
peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah. Otot yang teregang
berkontraksi lebih kuat. Hal ini merupakan mekanisme jantung yang utama untuk
meningkatkan kinerjanya dalam gagal jantung. Tetapi sejalan dengan memburuknya
gagal jantung, kelebihan cairan akan dilepaskan dari sirkulasi dan berkumpul di
berbagai bagian tubuh, menyebabkan pembengkakan (edema). Lokasi
penimbunan cairan ini tergantung kepada banyaknya cairan di dalam tubuh dan
pengaruh gaya gravitasi. Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul di
tungkai dan kaki Jika penderita berbaring, cairan akan terkumpul di punggung
atau perut. Sering terjadi
penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air dan garam.
3. Mekanime utama lainnya adalah pembesaran
otot jantung (hipertrofi).
Otot jantung yang membesar akan
memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi pada akhirnya bisa terjadi kelainan
fungsi dan menyebabkan semakin memburuknya gagal jantung.
|
||||
D.
ETIOLOGI
Setiap
penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal
jantung. Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi
kemampuannya untuk berkontraksi dan memompa darah.
1.
Penyebab
paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan
jantung.
2.
Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:
a.
Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus
atau mikroorganisme lainnya)
b.
Diabetes
c.
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
d.
Kegemukan (obesitas).
3.
Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah
diantara ruang-ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama.
Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.
Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.
4.
Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi
listrik jantung dan menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak
teratur, sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif. Jika jantung harus
bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya akan
membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa
bulan melakukan latihan beban. Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung
untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa
menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal
jantung.
5.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan
jantung bekerja lebih berat. Jantung juga bekerja lebih berat jika harus
mendorong darah melalui jalan keluar yang menyempit (biasanya penyempitan katup
aorta).
6.
Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium
(lapisan tipis dan transparan yang menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi
pengembangan jantung yang maksimal sehingga pengisian jantung juga menjadi
tidak maksimal.
7.
Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada
bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen
dan zat-zat makanan, sehingga jatnung yang normalpun tidak mampu memenuhi
peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal jantung.
E.
PATOFISIOLOGI
Gagal jantung dapat dimulai disisi kiri
dan kanan jantung sebagai conto,
hipertensi sistemik yang kronik akan menyebabkan ventrikel kiri mkengalami
hifertripi dan melemah. Karena ventrikel kiri melemah akan menyebabakn darah
kembali ke atrium, lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan, dan atrium kanan,
maka jelaslah bahwa gagal jantung kiri dapat menyebabakan gagal jantung
kanan. Gambaran klinis gagal jantung sering dipisahkan menjadi efek ke depan
(forward atau ke belakng backward) dengan sisikiri dan kanan jantung sebagai
titik awal pandang. Efek kedepan dianggap hilir dari mio kardium yang melemah.
Efek ke belakang di anggap hulu miokardium yang melemah.
*efek kedepan gagal jantung kiri
-
Penurunana darah
-
Kelelahan
-
Peningktan kecepatan denyut jantung
-
Penurunan pengeluaran urin
-
Ekspansi volume flasma
*efek ke belakang gagal jantung kiri
-
Peningkatan kongesti paru terutama sewaktu bebaring
-
Dipsne (sesak napas)
-
Apa bila keadaan membruk, terjadi gagal jantung
kanan
F.
TANDA
DAN GEJALA
1.
Penderita
gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika
melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah
yang cukup.
2.
Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan
darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Hal ini menyebabkan pembengkakan
di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut.
3.
Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di
dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang
hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas;
tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul pada
saat penderita tidak melakukan aktivitas. Kadang sesak nafas terjadi pada malam
hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak ke dalam
paru-paru.
4.
Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik
nafas atau mengeluarkan bunyi mengi.
G.
DIAGNOSA
1.
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejala
yang terjadi. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik, yang
biasanya menunjukkan:
·
denyut nadi yang lemah dan cepat
·
tekanan darah menurun
·
bunyi jantung abnormal
·
pembesaran jantung
·
pembengkakan vena leher
·
cairan di dalam paru-paru
·
pembesaran hati
·
penambahan berat badan yang cepat
·
pembengkakan perut atau tungkai.
2.
Foto rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran
jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.
3.
Kinerja jantung seringkali dinilai melalui pemeriksaan ekokardiografi
(menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi
(menilai aktivitas listrik dari jantung).
4.
Pemeriksaan lainnya bisa dilakukan untuk menentukan
penyakit penyebab gagal jantung.
H.
PENGOBATAN
Pengobatan
dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa
memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya. Pendekatannya
dilakukan melalui 3 segi, yaitu mengobati
penyakit penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang bisa
memperburuk gagal jantung dan mengobati gagal jantung.
MENGOBATI PENYEBAB GAGAL JANTUNG
1. Pembedahan bisa dilakukan untuk:
·
memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung
·
memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang
jantung
·
memperbaiki penyumpatan arteri koroner
2.
Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
3. Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan
terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
4. Pemberian obat anti-hipertensi.
MENGHILANGKAN
FAKTOR YANG MEMPERBURUK GAGAL JANTUNG
1. Merokok, garam, kelebihan berat badan
dan alkohol akan memperburuk gagal jantung.
2. Dianjurkan untuk berhenti merokok,
melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga
secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan.
3. Untuk penderita gagal jantung yang
berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari
pengobatan.
4. Penggunaan garam yang berlebihan dalam
makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi
pengobatan medis.
5. Jumlah natrium dalam tubuh bisa
dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan
makanan yang asin.
6. Penderita gagal jantung yang berat
biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam
yang masih diperbolehkan.
7. Cara yang sederhana dan dapat dipercaya
untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang
berat badan setiap hari. Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan
disebabkan oleh penimbunan cairan. Penambahan berat badan yang cepat dan terus
menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung. Karena itu penderita
gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap hari,
terutama pada pagi hari , setelah berkemih dan sebelum sarapan. Timbangan yang
digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat
catatan tertulis.
MENGOBATI GAGAL
JANTUNG.
Pengobatan terbaik
untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap
penyebabnya.
1. Diuretik untuk menambah pembentukan air kemih
dan membuang natrium dan air dari tubuh melalui ginjal. Pemberian diuretik
sering disertai dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik tertentu
menyebabkan hilangnya kalium dari tubuh; atau bisa digunakan diuretik hemat
kalium.
2. Digoxin meningkatkan kekuatan setiap denyut
jantung dan memperlambat denyut jantung yang terlalu cepat.
3. Ketidakteraturan irama jantung (aritmia,
dimana denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur), bisa
diatasi dengan obat atau dengan alat pacu jantung buatan.
4. Vasodilator yang paling banyak
digunakan adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting enzyme
inhibitor). Obat ini tidak hanya meringankan gejala tetapi juga
memperpanjang harapan hidup penderita.
ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan obat terdahulu hanya
melebarkan vena saja atau arteri saja (misalnya nitroglycerin hanya melebarkan
vena, hydralazine hanya melebarkan arteri).
5. Antikoagulan untuk membantu mencegah pembentukan
bekuan dalam ruang-ruang jantung.
6. Milrinone dan amrinone menyebabkan
pelebaran arteri dan vena, dan juga meningkatkan kekuatan jantung. Obat baru
ini hanya digunakan dalam jangka pendek pada penderita yang dipantau secara
ketat di rumah sakit, karena bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung
yang berbahaya.
7. Pencangkokan jantung dianjurkan pada
penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat.
8. Kardiomioplasti merupakan pembedahan dimana sejumlah
besar otot diambil dari punggung penderita dan dibungkuskan di sekeliling
jantung, kemudian dirangsang dengan alat pacu jantung buatan supaya
berkontraksi secara teratur.
9. Jika pengobatan diatas gagal,
pernafasan penderita dibantu dengan mesin ventilator.
10. Kadang dipasang torniket pada 3
dari keempat anggota gerak penderita untuk menahan darah sementara waktu,
sehingga mengurangi volume darah yang kembali ke jantung. Torniket ini dipasang
secara bergantian pada setiap anggota gerak setiap 10-20 menit untuk
menghindari cedera.
11. Pemberian morfin dimaksudkan untuk:
·
mengurangi kecemasan yang biasanya menyertai edema pulmoner
akut
·
mengurangi laju pernafasan
·
memperlambat denyut jantung
·
mengurangi beban kerja jantung.
I.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau
ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi,
iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi pentyakit
katub jantung.
3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran
jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan
dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan
fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal
menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri,
stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner.
6. Elektrolit; mungkin berubah karena
perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.
7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen
mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.
8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai
alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan
karbondioksida.
9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi
kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark miokard (Kreatinin
fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).
0 komentar:
Posting Komentar