Feeds RSS

Rabu, 24 April 2013

Laporan PHBS


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial serta beriman dan bertaqwa untuk mencapai suatu kehidupan sosial ekonomi yang produktif. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka di wujudkan adanya visi pembangunan kesehatan.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.  Jika masyarakat sudah dapat menciptakan hidup sehat maka derajat kesehatan masyarakatpun meningkat. Untuk itu, perlu ada suatu pendekatan dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan keperawatan komunitas. Melalui pendekatan asuhan keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Asuhan yang diberikan merupakan suatu asuhan keperawatan komunitas yang melibatkan seluruh komponen masyarakat diantaranya kader, ketua RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat itu sendiri yang terdiri dari individu, kelompok dan keluarga.
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal dan dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Sehingga diharapkan masyarakat dapat membangun kesehatan masyarakat menuju ke arah pembangunan kesehatan masyarakat yang mampu mendorong dirinya sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sebagai bentuk implementasi asuhan keperawatan komunitas, kami melakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 05 Kampung Babakan Junti Desa Warja Bakti Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan pendekatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mana tujuan yang akan dicapai dari asuhan tersebut adalah masyarakat mau, mampu, dan tahu dalam melakukan PHBS.
Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka kelompok melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah tangga. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku PHBS. PHBS di rumah tangga di arahkan untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Oleh karena itu kegiatan PHBS dirumah tangga pelaksanaannya dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu RT, RW, Dusun, kampung, Desa/Kelurahan.
     
B.       Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas
1.    Tujuan Umum
Melalui praktek keperawatan komunitas ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan upaya pelayanan kesehatan melalui pendekatan PHBS secara paripurna yang lebih mengutamakan pelayanan preventif, promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah binaan.
2.    Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan PHBS, maka diharapkan masyarakat dapat:
a.       Mengetahui pertolongan persalinan
b.      Memberi ASI Eksklusif
c.       Menimbang balita setiap bulan
d.      Menggunakan air bersih
e.       Mengetahui perilaku cuci tangan
f.       Menggunakan jamban sehat
g.      Memberantas jentik di rumah
h.      Makan sayur dan buah setiap hari
i.        Melakukan aktivitas fisik sehari-hari
j.        Tidak merokok di dalam rumah

C.    RUANG LINGKUP KEGIATAN
1.      Melaksanakan kegiatan di wilayah kerjanya berdasarkan usulan kerja prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan yang diberikan.
2.      Membina masyarakat daerah binaan RW 05 Kampung Babakan Junti Desa Warja Bakti (RT 01 s/d RT 03) agar tumbuh kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
3.      Ikut aktif dalam kegiatan pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat sesuai dengan program.
4.      Membantu masyarakat dalam pelaksanaan penyuluhan dan kerja bakti.
5.      Berperan serta aktif beserta petugas dan masyarakat dalam upaya menemukan dan menaggulangi masalah kesehatan yang meliputi :
a.       Menurunkan kasus-kasus yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang baik.
b.      Meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu pembinaan kesehatan masyarakat.
c.       Meningkatkan peran serta masyarakat melalui tahapan sebagai berikut:
1)      Mengenal tokoh masyarakat
2)      Orientasi daerah binaan
3)      Melakukan Pendataan
4)      Mengenal masalah atau survei mawas diri
5)      Analisa data
6)      Penyajian data dalam pra MMRW
7)      Diskusi dan pemecahan masalah
8)      Mengadakan penyuluhan
9)      Mengadakan kegiatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan, misalnya kerja bakti, perlombaan jamban sehat, lomba cuci tangan dll.

D.    METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan melalui cara :
1.      Wawancara : berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui baik aspek fisik, mental, sosial, budaya ekonomi, kebiasaan sehari-hari, lingkungan.
2.      Pengamatan : hal-hal yang mencankup peningkatan kesehatan misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan, dll.
3.      Studi dokumentasi : studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan.
4.      Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan dengan keadaan fisik.

E.     SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
B.   Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas
C.   Ruang Lingkup Kegiatan
D.  Metode Pengumpulan Data
E.   Sistematika Penulisan
BAB II    TINJAUAN TEORETIS
A.   Konsep Dasar Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
B.    Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

BAB III  DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A.   Deskripsi Data
B.    Asuhan Keperawatan Komunitas
C.    Pembahasan
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.   Kesimpulan
B.    Rekomendasi
       Daftar Pustaka
       Lampiran-Lampiran



BAB II
TINJAUAN TEORETIS

A.    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
1.      Pengertian Proses Keperawatan Masyarakat
Proses keperawatan adalah tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut di laksanakan secara berurutan, terus- menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperwatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (olf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi, proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, continue, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah- langkahnya di mulai dari Pengkajian  : pengumpulan data analisis data, dan penetuan masalah. diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dan kelompok khusus yang memerlukan pelayananasuhan keperawatan (Wahit, 2005).
2.   Langkah- langkah Proses Keperawatan
a.      Pengkajian
Pengkiajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang di hadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat di tentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyrakat dan prioritas masalah.
1)      Pengumpulan Data
Dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat di tentukan tindakan yang harus di ambil utnuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social, ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Pengkajian yang di lakukan dalam pengumpulan data meliputi:
a)      Data Inti
(1)   Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi komunikasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang di jadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rural/urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
(2)   Data Demografi
Kajilah data komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamian, status perkawinan, rasa tau suku, bahasa tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposis keluarga
(3)   Visual statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebeb kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.


(4)   Status Kesehatan Komunitas
Dapat di lihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain: dari angka mortalitas, mordibitas, IMR, MMR, akupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas di kelompokan berdasarkan kelompok umur: bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil pekerja industry kelompok penyakit kronis, penyakit menular adapun data selanjutnya di jabarkan sebagai berikut: keluhan yang dirasakan saat ini, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), kejadian penyakit dalam satu tahun terakhir, riwayat penyakat keluarga, pola pemenuhan kebutuhan sehari- hari, status psikososial, status pertumbuhan dan perkembangan, pola pemanfaatan fasilitas kesehatan, pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan, pola perilaku tidak sehat.
b)      Data Lingkungan Fisik
Terdiri dari pemukiman, luas bangunan, bentuk bangunan, jenis banguanan, atap rumah, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, pencahayaan, kebersihan, pengaturan ruangan, sanitasi, fasilitas, batas wilayah, kondisi geografis.
c)      Pelayanan kesehatan dan social.
Terdiri dari pelayanan kesehatan (lokasi sarana kesehatan, sumber daya yang dimiliki serta fasilitas social).
d)     Ekonomi
Jenis pekerjaan, jumlah penghasilan dan pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan usia lanjut.
e)      Keamanan dan transportasi
f)       Politik dan pemerintahan
g)      System komunikasi
h)      Pendidikan dan rekreasi
2)      Cara pengumpulan data
a)      Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus di lakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di pahami oleh pasien oleh keluarga pasien.
b)      Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas di lakukan meliputi aspek psikologis, fisiologis perilaku dan sikap dalam rangka menegakan diagnosis keperawatan pengamatan dilakukan menggunakan panca indera.
c)      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan dalam upaya membantu menegakan diagnosis keperawatan dengan cara Inspeksi yakni melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atua anggota keluarga yang sakit. Palpasi dilakukan dnegan cara meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan. Auskultasi dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya perawat komunitas menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung, bising usus, dan suara paru. Perkusi dilakukan dengan cara mengetukan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.
3)      Pengolahan Data
Setelah data di peroleh kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara klasfikasi data atau kategorisasi data, perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly, tabulasi data, interpretasi data.
4)      Analisa Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang di milki sehingga dapat di ketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang bertujuan untuk menetapkan kebutuhan komunity, menetapkan kekuatan, mengidentifikasi pola respon komunity, mengidentifikasi kecendrungan penggunaan pelayanan kesehatan.
5)      Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria, diantaranya adalah : perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat ringanya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, tersedianya sumber daya masyarakat dan aspek politis.
b.      Diagnosis Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik actual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang di peroleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American Nurses  Of Association (ANA)
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1)      Problem (Masalah): problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dan keadaan normal yang seharusnya terjadi
2)      Etiologi (Penyebab): menunjukan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi:
a)   perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyrakat
b)   lingkungan fisik, biologis, psikologis dan social
c)   interaksi perilaku dan lingkungan
3)   Sign/Simptom: informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose  dan serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Contoh Diagnosis Keperawatan
1)      Resiko terjadinya diare di RW 02 Ds. Somowinangun Lamongan sehubungan dengan:
a)   Sumber air tidak memenuhi syarat
b)   Kebersiahan perorangna kurang
c)   Lingkungan yang buruk di manifestasikan oleh : banyaknya sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran (Buang Air Besar)
2)      Resiko timbulnya penyakit: Diare, DHF, Typhoid, ISPA dan lain-lain sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan:
a)      Letak kandang di dekat rumah 1,41 %
b)      System pembuangan air limbah sembarangan 5,71 %
c)      Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d)     Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%
e)      Membuang sampah di sembaraang tempat 18,86 %
f)       Tempat penampungan sampah terbuka 58,29
g)      Penampungan air dalam kondisi terbuka 58,29 %
h)      Kondisi iar berwarna 1,14 %
i)        Jarak dari sumber air ke septiktenk kurang dari 10 meter
3)      Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) di desa Somowinangun RW 02 sehubungan dengan
a)      Cakupan imunisasi rendah
b)      Kader kurang
c)      Banyaknya drop out imunisasi
c.       Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawaatan adalah penyusuna rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ keperawatan)
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di susun berdasarkan diagnose keperawatanyang di susun harus mencakup: perumusna tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan dan criteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
1)      Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut: berfokus pada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur dan dapat di observasi, realistic,ada target waktu dan melibatkan peran serta masyarakat.
2)      Rencana tindakan yang akan di lakukan
Langkah- langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas kesehatan masyarakat yaitu:
a)      Identifikasi alternative tindakan keperawatan
b)      Tetapkan teknik dan prosedur yang akan di gunakan
c)      Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d)     Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e)      Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat.
f)       Mengarah pada tujuan yang akan dicapai.
g)      Tindakan harus bersifat realistic.
h)      Di susun secara berurutan

3)      Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan criteria dalam perencanaa keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: menggunakan kata kerja yang cepat, dapat di modifikasi dan bersifat spesifik
Contoh Kasus:
Mahasiswa Akper Gresik melaksanakan praktek keperawatan komunitas di Desa Kandangan Cereme Kabupaten Gresik membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan
Dari contoh di atas maka rencana tindakan yang dibuat adalah:
a)      Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topic “pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat” sebanyak 4x sesuai dengan schedule kegiatan (setiap hari senin Di balai Desa)
b)      Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun informal untuk menggalang dukukungan.
c)      Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa
d)     Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan jamban umum oleh kepala desa dan tokoh- tokoh masyarakat yang lain
e)      Melalui tokoh masyarakat formal maupun informal mengimbau dan mengajak masyarakat secara gotong royong membangun jamban umum
f)       Kerja sama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan jamban umum yang memenuhi syarat kesehatan.

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa dan anggota masyarakat. Prinsip umum yang digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :
1)      Inovatif : Perawat kesehatan masyrarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ).
2)      Integrated : Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan dasar asas kemitraan.
3)      Rasional    : Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun.
4)      Mampu  dan Mandiri : Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan sertakompeten.
5)      Ugem        : Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang akan diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komunity organisasi dan partnership in community (model for nursing partnerships)
e.       Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari- harridan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah di tetapkan atau di rumuskan sebelumnya. Kegiatan yang di lakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998 :
1)      Membandingkan hasil tindakan yang di laksanakan dengan tujuan yang telah di tetapkan.
2)      Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
3)      Hasil penilaian keperawatan di gunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

B.     Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
1.      Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).
            Banyak perilaku yang dapat dilakukan untuk menjadi sehat, antara lain makan beraneka ragam makanan, mengkonsumsi Garam Beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A, kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).

PHBS yang dapat dipraktikkan meliputi perilaku sebagai berikut:
a.    Melaporkan segera kepada kader/ petugas kesehatan jika mengetahui dirinya, keluarganya, temannya atau tetangganya menderita penyakit menular
b.    Pemanfaatan pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Warung Hidup di halaman masing-masing rumah atau secara bersama-sama (kolektif)
c.    Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/ Pustu/ Puskesmas bila terserang penyakit
d.   Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan
e.    Memakan makanan yang bergizi dan dengan menu seimbang (terutama bagi perempuan termasuk pada saat hamil dan menyusui)
f.     Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
g.    Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
h.    Tersedianya oralit dan zinc untuk balita
i.      Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan
j.      Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas bagi ibu
k.    Mengkonsumsi Kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Memberi ASI eksklusif kepada bayinya (0-6 bulan)
l.      Memberi Makanan Pendamping ASI dan Kapsul Vitamin A untuk balita
m.  Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk memantau pertumbuhannya
n.    Membawa bayi/ anak, ibu, dan wanita usia subur untuk imunisasi
o.    Tidak merokok, minum minuman keras, madat, dan menyalahgunakan napza serta bahan berbahaya lainnya.
p.    Menyediakan rumah dan atau kendaraannya untuk pertolongan dalam keadaan darurat (misalnya untuk rumah tunggu ibu bersalin, ambulan, dll)
q.    Menghimpun dana masyarakat desa untuk kepentingan kesehatan, termasuk bantuan bagi pengobatan dan persalinan
r.     Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Mencuci tangan dengan air bersihdan sabun.
s.     Menggunakan jamban sehat
t.     Mengupayakan tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan menggunakannya
u.    Memberantas jentik-jentik nyamuk
v.    Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah, desa/ kelurahan maupun di lingkungan pemukiman
w.  Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga berencana
x.    Memanfaatkan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat), Poskesdes, Putu, Puskesmas atau sarana kesehatan lain
y.    Melaporkan kematian
z.    Mempraktikkan PHBS lain yang dianjurkan. Saling mengingatkan untuk mempraktikkan PHBS.
2.      Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.


3.      Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a.       PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Ber-PHBS.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (www.promosikesehatan.com).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Keberhasilan PHBS di rumah tangga diukur dari 10 indikator sebagai berikut:
1)      Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga keehatan (bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya).
2)      Memberi bayi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.
3)      Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.

4)      Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
5)      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
6)      Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannnya.
7)      Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
8)      Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
9)      Melakukan aktivitas fisik sehari-hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
10)  Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan Carbon Monoksida (CO).
Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS
Bagi Rumah Tangga:
1.    Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2.    Anak tumbuh sehat dan cerdas
3.    Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga
Bagi Masyarakat:
1.    Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2.    Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
3.    Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4.    Masyarakat mampu mengembangkan UKBM seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain
b.      PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)      Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
2)      Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3)      Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4)      Olahraga yang teratur dan terukur.
5)      Memberantas jentik nyamuk.
6)      Tidak merokok di sekolah.
7)      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
8)      Membuang sampah pada tempatnya.
c.       PHBS di Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat kerja yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)        Tidak merokok di tempat kerja.
2)        Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3)        Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.
4)        Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil.
5)        Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6)        Menggunakan air bersih.
7)        Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8)        Membuang sampah pada tempatnya.
9)        Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
d.      PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS institusi kesehatan yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)      Menggunakan air bersih.
2)      Menggunakan Jamban.
3)      Membuang sampah pada tempatnya.
4)      Tidak merokok di institusi kesehatan.
5)      Tidak meludah sembarangan.
6)      Memberantas jentik nyamuk.
e.       PHBS di Tempat-Tempat Umum
PHBS di tempat - tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat umum sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat umum yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)      Menggunakan air bersih.
2)      Menggunakan jamban.
3)      Membuang sampah pada tempatnya.
4)      Tidak merokok di tempat umum.
5)      Tidak meludah sembarangan.
6)      Memberantas jentik nyamuk.


 


      

0 komentar:

Posting Komentar