BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik,
mental dan sosial serta beriman dan bertaqwa untuk mencapai suatu kehidupan
sosial ekonomi yang produktif. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka di wujudkan
adanya visi pembangunan kesehatan.
Peran serta masyarakat
sangat penting dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Jika
masyarakat sudah dapat menciptakan hidup sehat maka derajat kesehatan masyarakatpun meningkat. Untuk itu, perlu ada suatu pendekatan dalam
meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan keperawatan komunitas. Melalui
pendekatan asuhan keperawatan dapat meningkatkan
pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk
mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Asuhan yang diberikan
merupakan suatu asuhan keperawatan komunitas yang melibatkan seluruh komponen
masyarakat diantaranya kader, ketua RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
masyarakat itu sendiri yang terdiri dari individu, kelompok dan keluarga.
Asuhan keperawatan
komunitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal dan dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Sehingga
diharapkan masyarakat dapat membangun kesehatan masyarakat menuju ke arah
pembangunan kesehatan masyarakat yang mampu mendorong dirinya sehingga mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui upaya preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Sebagai bentuk implementasi asuhan keperawatan komunitas, kami melakukan
asuhan keperawatan komunitas di RW 05 Kampung Babakan Junti
Desa Warja Bakti Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan pendekatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang mana tujuan yang akan dicapai dari asuhan tersebut adalah
masyarakat mau, mampu, dan
tahu dalam melakukan PHBS.
Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka kelompok
melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah tangga.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk
menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku PHBS. PHBS di rumah tangga di arahkan untuk
memberdayakan setiap keluarga
atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan
masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat. Oleh karena itu kegiatan PHBS dirumah
tangga pelaksanaannya dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu RT, RW, Dusun,
kampung, Desa/Kelurahan.
B.
Tujuan
Praktik Keperawatan Komunitas
1.
Tujuan Umum
Melalui
praktek keperawatan komunitas ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan melalui
pendekatan PHBS secara paripurna yang lebih
mengutamakan pelayanan preventif, promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah binaan.
2.
Tujuan Khusus
Setelah
melakukan asuhan
keperawatan komunitas melalui pendekatan PHBS, maka diharapkan masyarakat
dapat:
a. Mengetahui
pertolongan persalinan
b. Memberi
ASI Eksklusif
c. Menimbang
balita setiap bulan
d. Menggunakan
air bersih
e. Mengetahui
perilaku cuci tangan
f. Menggunakan
jamban sehat
g. Memberantas
jentik di rumah
h. Makan
sayur dan buah setiap hari
i.
Melakukan aktivitas fisik sehari-hari
j.
Tidak merokok di dalam rumah
C.
RUANG
LINGKUP KEGIATAN
1.
Melaksanakan kegiatan di wilayah kerjanya
berdasarkan usulan kerja prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai
dengan kewenangan yang dimiliki dan yang diberikan.
2.
Membina masyarakat daerah binaan RW 05
Kampung Babakan Junti Desa Warja Bakti (RT 01 s/d RT 03)
agar tumbuh kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
3.
Ikut aktif dalam kegiatan pelaksanaan
upaya kesehatan masyarakat sesuai dengan program.
4.
Membantu masyarakat dalam pelaksanaan
penyuluhan dan kerja bakti.
5.
Berperan serta aktif beserta petugas dan
masyarakat dalam upaya menemukan dan menaggulangi masalah kesehatan yang
meliputi :
a. Menurunkan
kasus-kasus yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang baik.
b. Meningkatkan
kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu pembinaan kesehatan
masyarakat.
c. Meningkatkan
peran serta masyarakat melalui tahapan sebagai berikut:
1) Mengenal
tokoh masyarakat
2) Orientasi
daerah binaan
3) Melakukan
Pendataan
4) Mengenal
masalah atau survei mawas diri
5) Analisa
data
6) Penyajian
data dalam pra MMRW
7) Diskusi
dan pemecahan masalah
8) Mengadakan
penyuluhan
9) Mengadakan
kegiatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan, misalnya kerja bakti,
perlombaan jamban sehat, lomba cuci tangan dll.
D.
METODE
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan melalui
cara :
1.
Wawancara : berkaitan dengan hal-hal
yang perlu diketahui baik aspek fisik, mental, sosial, budaya ekonomi,
kebiasaan sehari-hari, lingkungan.
2.
Pengamatan : hal-hal yang mencankup
peningkatan kesehatan misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan, dll.
3.
Studi dokumentasi : studi berkaitan
dengan perkembangan kesehatan.
4.
Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap
anggota yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan dengan keadaan fisik.
E.
SISTEMATIKA
PENULISAN
Adapun sistematika penulisan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas
C.
Ruang Lingkup Kegiatan
D.
Metode Pengumpulan Data
E.
Sistematika Penulisan
A.
Konsep Dasar Proses Asuhan Keperawatan
Komunitas
B.
Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
BAB III
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
B.
Asuhan Keperawatan Komunitas
C.
Pembahasan
BAB
IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
B.
Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
BAB
II
TINJAUAN
TEORETIS
A.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
1.
Pengertian Proses Keperawatan Masyarakat
Proses keperawatan adalah tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.
Tindakan keperawatan tersebut di laksanakan secara berurutan, terus- menerus,
saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperwatan
sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (olf,
Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi, proses keperawatan komunitas adalah metode
asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, continue, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien,
keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah- langkahnya di mulai dari
Pengkajian : pengumpulan data analisis
data, dan penetuan masalah. diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dan kelompok khusus
yang memerlukan pelayananasuhan keperawatan (Wahit, 2005).
2. Langkah-
langkah Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkiajian merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang di hadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi,
maupun spiritual dapat di tentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima
kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyrakat dan prioritas masalah.
1) Pengumpulan Data
Dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat di tentukan tindakan yang harus di
ambil utnuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
social, ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Pengkajian yang di lakukan dalam pengumpulan data meliputi:
a) Data Inti
(1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas
dan studi komunikasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum
mengenai lokasi daerah binaan (yang di jadikan praktek keperawatan komunitas),
luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rural/urban), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan
komunitas.
(2) Data Demografi
Kajilah data komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamian,
status perkawinan, rasa tau suku, bahasa tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agama dan komposis keluarga
(3) Visual statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar
atau CDR, penyebeb kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
(4) Status Kesehatan Komunitas
Dapat di lihat dari biostatistik dan vital statistic
antara lain: dari angka mortalitas, mordibitas, IMR, MMR, akupan imunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas di kelompokan berdasarkan kelompok umur:
bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di
masyarakat: ibu hamil pekerja industry kelompok penyakit kronis, penyakit
menular adapun data selanjutnya di jabarkan sebagai berikut: keluhan yang
dirasakan saat ini, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu),
kejadian penyakit dalam satu tahun terakhir, riwayat penyakat keluarga, pola
pemenuhan kebutuhan sehari- hari, status psikososial, status pertumbuhan dan
perkembangan, pola pemanfaatan fasilitas kesehatan, pola pencegahan terhadap
penyakit dan perawatan kesehatan, pola perilaku tidak sehat.
b) Data Lingkungan Fisik
Terdiri dari pemukiman, luas bangunan, bentuk bangunan,
jenis banguanan, atap rumah, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan,
pencahayaan, kebersihan, pengaturan ruangan, sanitasi, fasilitas, batas
wilayah, kondisi geografis.
c) Pelayanan kesehatan dan social.
Terdiri dari pelayanan kesehatan (lokasi sarana
kesehatan, sumber daya yang dimiliki serta fasilitas social).
d) Ekonomi
Jenis pekerjaan, jumlah penghasilan dan pengeluaran
rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan usia
lanjut.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik dan pemerintahan
g) System komunikasi
h) Pendidikan dan rekreasi
2) Cara pengumpulan data
a) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbale
balik yang berbentuk Tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien.
Wawancara harus di lakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah di pahami oleh pasien oleh keluarga pasien.
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas di lakukan
meliputi aspek psikologis, fisiologis perilaku dan sikap dalam rangka menegakan
diagnosis keperawatan pengamatan dilakukan menggunakan panca indera.
c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan dalam upaya membantu
menegakan diagnosis keperawatan dengan cara Inspeksi yakni melakukan pengamatan
pada bagian tubuh pasien atua anggota keluarga yang sakit. Palpasi dilakukan
dnegan cara meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan. Auskultasi
dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya
perawat komunitas menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan
denyut jantung, bising usus, dan suara paru. Perkusi dilakukan dengan cara
mengetukan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.
3) Pengolahan Data
Setelah data di peroleh kegiatan selanjutnya adalah
pengolahan data dengan cara klasfikasi data atau kategorisasi data, perhitungan
persentase cakupan dengan menggunakan telly, tabulasi data, interpretasi data.
4) Analisa Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang di milki sehingga dapat di
ketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
bertujuan untuk menetapkan kebutuhan komunity, menetapkan kekuatan, mengidentifikasi
pola respon komunity, mengidentifikasi kecendrungan penggunaan pelayanan
kesehatan.
5) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria,
diantaranya adalah : perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat ringanya
masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, tersedianya sumber daya masyarakat
dan aspek politis.
b. Diagnosis Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah respons individu pada masalah
kesehatan baik actual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang di
peroleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul kemudian. American Nurses
Of Association (ANA)
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1) Problem (Masalah): problem merupakan
kesenjangan atau penyimpangan dan keadaan normal yang seharusnya terjadi
2) Etiologi (Penyebab): menunjukan penyebab
masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap
intervensi keperawatan yang meliputi:
a) perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyrakat
b) lingkungan
fisik, biologis, psikologis dan social
c) interaksi
perilaku dan lingkungan
3) Sign/Simptom:
informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
dan serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Contoh Diagnosis Keperawatan
1) Resiko terjadinya diare di RW 02 Ds. Somowinangun
Lamongan sehubungan dengan:
a) Sumber air tidak memenuhi syarat
b) Kebersiahan perorangna kurang
c) Lingkungan yang buruk di manifestasikan oleh
: banyaknya sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci,
mandi dan pembuangan kotoran (Buang Air Besar)
2) Resiko timbulnya penyakit: Diare, DHF,
Typhoid, ISPA dan lain-lain sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan:
a) Letak kandang di dekat rumah 1,41 %
b) System pembuangan air limbah sembarangan 5,71
%
c) Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d) Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah
sementara 29,14%
e) Membuang sampah di sembaraang tempat 18,86 %
f) Tempat penampungan sampah terbuka 58,29
g) Penampungan air dalam kondisi terbuka 58,29 %
h) Kondisi iar berwarna 1,14 %
i)
Jarak dari sumber air ke septiktenk kurang dari 10 meter
3) Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah
dengan imunisasi (PD3I) di desa Somowinangun RW 02 sehubungan dengan
a) Cakupan imunisasi rendah
b) Kader kurang
c) Banyaknya drop out imunisasi
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawaatan adalah penyusuna rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ keperawatan)
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di susun
berdasarkan diagnose keperawatanyang di susun harus mencakup: perumusna tujuan,
rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan dan criteria hasil untuk
menilai pencapaian tujuan.
1) Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai
berikut: berfokus pada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur dan dapat di
observasi, realistic,ada target waktu dan melibatkan peran serta masyarakat.
2) Rencana tindakan yang akan di lakukan
Langkah- langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas
kesehatan masyarakat yaitu:
a) Identifikasi alternative tindakan keperawatan
b) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan di
gunakan
c) Melibatkan peran serta masyarakat dalam
menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya
mini
d) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan
fasilitas yang tersedia
e) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat.
f) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai.
g) Tindakan harus bersifat realistic.
h) Di susun secara berurutan
3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan criteria dalam perencanaa keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut: menggunakan kata kerja yang cepat, dapat di modifikasi dan bersifat
spesifik
Contoh Kasus:
Mahasiswa Akper Gresik melaksanakan praktek keperawatan komunitas di Desa
Kandangan Cereme Kabupaten Gresik membuat jamban umum melalui swadaya
masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan
Dari contoh di atas maka rencana tindakan yang dibuat adalah:
a) Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan
masyarakat dengan topic “pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat” sebanyak
4x sesuai dengan schedule kegiatan (setiap hari senin Di balai Desa)
b) Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap
tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun informal untuk menggalang dukukungan.
c) Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran
serta masyarakat dalam menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui Dana
Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa
d) Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan
jamban umum oleh kepala desa dan tokoh- tokoh masyarakat yang lain
e) Melalui tokoh masyarakat formal maupun
informal mengimbau dan mengajak masyarakat secara gotong royong membangun
jamban umum
f) Kerja sama dengan instansi terkait untuk
mendapatkan bantuan teknis pembuatan jamban umum yang memenuhi syarat kesehatan.
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal
ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa dan anggota masyarakat. Prinsip umum
yang digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah :
1) Inovatif : Perawat kesehatan masyrarakat harus mempunyai wawasan
luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ).
2) Integrated : Perawat kesehatan
masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi, tim kesehatan lain,
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan dasar asas kemitraan.
3) Rasional :
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun.
4) Mampu
dan Mandiri : Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai
kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan sertakompeten.
5) Ugem :
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang akan diberikan
akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komunity organisasi dan partnership
in community (model for nursing partnerships)
e. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari- harridan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah di tetapkan
atau di rumuskan sebelumnya. Kegiatan yang di lakukan dalam penilaian menurut
Nasrul Effendy, 1998 :
1) Membandingkan hasil tindakan yang di
laksanakan dengan tujuan yang telah di tetapkan.
2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai
dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
3) Hasil penilaian keperawatan di gunakan sebagai
bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
B.
Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
1.
Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalan
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu
upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (www.dinkes-sulsel.go.id,
2010).
Banyak
perilaku yang dapat dilakukan untuk menjadi sehat, antara lain makan beraneka
ragam makanan, mengkonsumsi Garam Beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul
Vitamin A, kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan lingkungan. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup,
bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu
rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum
(www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).
PHBS yang dapat dipraktikkan meliputi
perilaku sebagai berikut:
a. Melaporkan
segera kepada kader/ petugas kesehatan jika mengetahui dirinya, keluarganya,
temannya atau tetangganya menderita penyakit menular
b. Pemanfaatan
pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Warung Hidup di halaman
masing-masing rumah atau secara bersama-sama (kolektif)
c. Pergi
berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/ Pustu/ Puskesmas bila
terserang penyakit
d. Memeriksakan
kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan
e. Memakan
makanan yang bergizi dan dengan menu seimbang (terutama bagi perempuan termasuk
pada saat hamil dan menyusui)
f. Mengkonsumsi
sayur dan buah setiap hari
g. Menggunakan
garam beryodium setiap kali memasak
h. Tersedianya
oralit dan zinc untuk balita
i. Menyerahkan
pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan
j. Mengkonsumsi
Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas bagi ibu
k. Mengkonsumsi
Kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Memberi ASI eksklusif kepada bayinya (0-6
bulan)
l. Memberi
Makanan Pendamping ASI dan Kapsul Vitamin A untuk balita
m. Menimbang
berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk memantau pertumbuhannya
n. Membawa
bayi/ anak, ibu, dan wanita usia subur untuk imunisasi
o. Tidak
merokok, minum minuman keras, madat, dan menyalahgunakan napza serta bahan
berbahaya lainnya.
p. Menyediakan
rumah dan atau kendaraannya untuk pertolongan dalam keadaan darurat (misalnya
untuk rumah tunggu ibu bersalin, ambulan, dll)
q. Menghimpun
dana masyarakat desa untuk kepentingan kesehatan, termasuk bantuan bagi
pengobatan dan persalinan
r. Menggunakan
air bersih untuk keperluan sehari-hari. Mencuci tangan dengan air bersihdan
sabun.
s. Menggunakan
jamban sehat
t. Mengupayakan
tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan menggunakannya
u. Memberantas
jentik-jentik nyamuk
v. Mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah, desa/ kelurahan maupun di
lingkungan pemukiman
w. Melakukan
aktivitas fisik setiap hari. Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga
berencana
x. Memanfaatkan
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat), Poskesdes, Putu, Puskesmas atau
sarana kesehatan lain
y. Melaporkan
kematian
z. Mempraktikkan
PHBS lain yang dianjurkan. Saling mengingatkan untuk mempraktikkan PHBS.
2.
Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
3.
Tatanan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a. PHBS
di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Ber-PHBS.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat (www.promosikesehatan.com).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. PHBS di Rumah
Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Keberhasilan PHBS di rumah tangga diukur
dari 10 indikator sebagai berikut:
1) Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah
persalinan yang ditolong oleh tenaga keehatan (bidan, dokter dan tenaga para
medis lainnya).
2) Memberi
bayi ASI eksklusif
Adalah bayi
usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau
minuman lain.
3) Menimbang
balita setiap bulan
Penimbangan
bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
4) Menggunakan
air bersih
Air adalah
kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
5) Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun
Air yang
tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk
ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.
6) Menggunakan
jamban sehat
Jamban
adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa
leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannnya.
7) Memberantas
jentik di rumah sekali seminggu
Rumah
bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
8) Makan
buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota
rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena
mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh.
9) Melakukan
aktivitas fisik sehari-hari
Aktivitas fisik
adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
10) Tidak
merokok di dalam rumah
Setiap anggota
keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling
berbahaya adalah nikotin, tar, dan Carbon Monoksida (CO).
Manfaat
Rumah Tangga Ber-PHBS
Bagi
Rumah Tangga:
1. Setiap
anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2. Anak
tumbuh sehat dan cerdas
3. Pengeluaran
biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga
Bagi
Masyarakat:
1. Masyarakat
mampu mengupayakan lingkungan sehat
2. Masyarakat
mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
3. Masyarakat
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4. Masyarakat
mampu mengembangkan UKBM seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulan desa dan lain-lain
b. PHBS
di Sekolah
PHBS
di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah yaitu
(www.promosikesehatan.com):
1) Mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
2) Mengkonsumsi
jajanan sehat di kantin sekolah.
3) Menggunakan
jamban yang bersih dan sehat.
4) Olahraga
yang teratur dan terukur.
5) Memberantas
jentik nyamuk.
6) Tidak
merokok di sekolah.
7) Menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
8) Membuang
sampah pada tempatnya.
c. PHBS
di Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja adalah
upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat
kerja sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator
yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat kerja yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)
Tidak merokok di tempat
kerja.
2)
Membeli dan
mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3)
Melakukan olahraga
secara teratur/aktifitas fisik.
4)
Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air
kecil.
5)
Memberantas jentik
nyamuk di tempat kerja.
6)
Menggunakan air bersih.
7)
Menggunakan jamban saat
buang air kecil dan besar.
8)
Membuang sampah pada
tempatnya.
9)
Mempergunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
d. PHBS
di Institusi Kesehatan
PHBS di institusi
kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan
petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat
dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator
yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS institusi kesehatan yaitu (www.promosikesehatan.com):
1) Menggunakan
air bersih.
2) Menggunakan
Jamban.
3) Membuang
sampah pada tempatnya.
4) Tidak
merokok di institusi kesehatan.
5) Tidak
meludah sembarangan.
6) Memberantas
jentik nyamuk.
e. PHBS
di Tempat-Tempat Umum
PHBS di tempat - tempat
umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola
tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat umum sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator
yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat umum yaitu (www.promosikesehatan.com):
1) Menggunakan
air bersih.
2) Menggunakan
jamban.
3) Membuang
sampah pada tempatnya.
4) Tidak
merokok di tempat umum.
5) Tidak
meludah sembarangan.
6) Memberantas
jentik nyamuk.
0 komentar:
Posting Komentar