Rabu, 24 April 2013
TEORI PENUAANDAN PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PENUAAN
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengerian
Menua
Menua = menjadi tua = aging
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri
dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Constantinides, 1994
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan
yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Proses menua merupakan proses yang terus
menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua
makhluk hidup.
Jadi, proses menua didefinisikan sebagai
perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan
detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
B. Teori
Penuaan
Proses menua bersifat individual:
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan
usia berbeda.
2. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang
berbeda.
3. Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan
dapat mencegah proses menua.
Teori Biologis
|
Tingkat Perubahan
|
Genetika
|
Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan
|
Dipakai
dan rusak (wear and tear)
|
Kerusakan
oleh radikal bebas
|
Lingkungan
|
Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang berbahaya
|
Imunitas
|
Integritas
system tubuh untuk melawan kembali
|
Neuroendokrin
|
Kelebihan atau kurangnya produksi hormone
|
Teori Psikologis
|
Tingkat proses
|
Kepribadian
|
Introvert lawan ekstrovert
|
Tugas
perkembangan
|
Maturasi
sepanjang rentang kehidupan
|
Disengagement(pemutusan)
|
Antisipasi menarik diri
|
Aktivitas
|
Membantu
mengembangkan usaha
|
Kontinuitas
|
Pengembangan indivudualitas
|
Ketidakseimbangan
sistem
|
Kompensasi
melalui pengorganisasian diri sendiri
|
1.
Teori Biologis
Karakteristik biologi
penuaan:
a.
Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat dihindari.
b.
Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan masa tulang.
c.
Perusakan bersifat progresif dan
tidak tertandingi serta mempengaruhi semua sistem hidup.
d.
Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode serangan,
kelelahan, dan stres
e.
Peningkatan kerentanan terhdap infeksi, kanker, dan penyakit lain yang
berhubungan dengan pertambahan usia
Teori biologis dibagi
ke dalam lima teori, di antaranya:
a. TEORI GENETIKA
Menurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang
secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah
sel atau struktur jaringan.
Teori genetika terdiri dari
a) Teori deoksiribonukleat (DNA)
b) Teori ketepatan dan
kesalahan mutasi
c) Teori Glikogen
Teori ini bisa menyebabkan krosling atau molekul DNA yang
bersilangan sehingga proses reflikasi ditingkat sel menjadi tidak sesuai dan
menyebabkan sistem dan organ tubuh tidak
sesuai.
b. TEORI WEAR AND TEAR
Mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat
nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan
akhirnya malfungsi organ tubuh.
Produk sampah metabolisme misalnya radikal bebas dapat
menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi.
Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim
pelindung pada kondisi normal. Tingkat kecepatan produksi radikal bebas b.d
penentuan waktu rentang hidup
c. RIWAYAT LINGKUNGAN
Menurut
teori ini, faktor-faktor di dalam lingkunangan (misalnya
karsinogen dalam industri, cahaya
matahari, trauma, dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor
ini diketahui dapat mempercepat panuaan, dampak dari lingkungan, lebih
merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor
utama dalam penuaan. Perawat dapat
mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap
penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan
dan penuaan yang dipercepat.
d. TEORI IMUNITAS
Teori
imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika
orang bertambah tua, pertahanan mereka
terhadap organism asing mengalami
penurunan, sehingga mereka
lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi.
Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem
imun, terjadilah
peningkatan dalam respon autoimun tubuh. Teori
autoimun adalah sistem imun yang
menghasilkan antibody hilang kemampuannya untuk membedakan antara self dan non self atau foreign
proteins. (Shock,2003)
e. TEORI NEUROENDOKRIN
Penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan
dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang
diatur oleh sistem saraf.
Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis,
tiroid, adrenal, dan reproduksi.
2.
Teori Psikososiologis
Teori
psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang
menyertai peningkatan usia, sebagai
lawan dari implikasi biologi pada
kerusakan anatomis.
Masing-masing individu, muda, setengah
baya, atau tua adalah
unik dan memiliki pengalaman melalui
serangkaian kejadian dalam kehidupan dan
melalui banyak peristiwa. Selama 40 tahun
terakhir beberapa teori telah berupaya untuk mengambarkan bagaimana prilaku dan
sikap pada awal tahap kehidupan dapat mempengaruhi reaksi manusia sepanjang tahap akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang
sukses”.
Teori Psikososiologis
terdiri dari lima teori, diantaranya:
a. TEORI KEPRIBADIAN
Kepribadian
manusia adalah suatu prtumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya
dan telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek
pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia.
Jung mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang
memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Ia berteori bahwa kesembangan antara kedua hal
tersebut adalah penting bagi kesehatan. Di dalam konsep interioritas dari Jung, separuh
kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan memiliki tujuan sendiri.
b. TEORI TUGAS PERKEMBANGAN
Tugas
perkembangan ialah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang
pada tahap-tahap spesifik dalam kehidupannya untuk
mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah
mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan
integritas. Pada kondisi tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka
lansia tersebut beresiko untuk disebutkan dengan rasa penyesalan atau putus
asa.
c. TEORI DISENGAGEMENT
Teori
disengagement adalah proses penarikan
diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Proses
penarikan diri ini dapat diprediksi sistematis tidak dapat dihindari dan
penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh.
d. TEORI AKTIVITAS
Teori
aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses
adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang
pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk oenyusuaian yang sehat
untuk lansia pada tahun 1952. Penelitian
menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi
kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya aktivitas
mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehidupan dan
pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.
e. TEORI KONTINUITAS
Teori
kontinuitas adalah suatu kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba
untuk menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau
memisahkan diri agar mencapai kebahagian dan terpenuhinya kebutuhan di usia
tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan
kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat
menyusuaikan diri terhadap perubahan akibat
penuaan.
C. Perubahan
Fisiologis pada Penuaan
Perubahan Terkait Usia(Nutrisi)
• Kebutuhan protein, vitamin dan mineral
biasanya tidak berubah
• Kebutuhan energi kemungkinan menurun sekitar
200 kal / hari karena penurunan aktivitas
• Kehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien
yang tidak dapat ambulasi
• Penurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan
B2 akibat penurunan sekresi pepsin dan asam hidroklorat
• Penurunan aliran salivasi dan penurunan indera
perasa (dapat menurunkan selera makan)
• Penurunan mortilitas usus dan peristaltik usus
besar
• Gigi hancur akibat pengikisan enamel gigi
• Penurunan kekuatan menggigit
• Penurunan reflek menelan
• Keterbatasan mobilitas (mempengaruhi kemampuan
memperoleh atau menyiapkan makanan)
Kulit
• Garis-garis di wajah akibat kehilangan lemak
subkutan, penipisan dermal, penurunan kolagen dan elastin, dan penurunan penggantian
sel sebanyak 50%
• Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan
laju penggantin sel
• Penurunan elastisitas kulit
• Bintik-bintik hitam pada kulit akibat
penumpukan melanosit terlokalisasi
• Membran mukosa kering dan penurunan keluaran
kelenjar keringat
• Kesulitan mengatur suhu tubh arena penurunan
ukuran, jumlah, dan fungsi kelenjar keringat serta kehilangan lemak subkutan
Rambut
• Penurunan pigmen yang menyebabkan rambut
berwarna abu-abu atau putih
• Penipisan seiring dengan penurunan jumlah
melanosit
• Rambut pubis rontok akibat perubahan hormonal
• Rambut wajah meningkat pada wanita dan menurun
pada pria
Mata dan Penglihatan
• Kelopak mata kendur dan berkerut akibat
penurunan elastisitas, dengan mata tampak jauh kedalam disoket mata
• Konjungtiva menipis dan kuning kemungkinan
pinguekulus / bantalan lemak
• Penurunan produksi air mata akibat kehilangan
jaringan lemak dalam aparatul lakrimal
• Kornea rata dan kehilangan kilauan
• Pemudaran atau pigmentasi yang tidak teratur
pada iris
• Pupil mengecil,
yang membutuhkan pencahayaan 3x lebih terang agar dapat melihat lebih jelas:
penurunan penglihatan malam dan persepsi kedalaman
• Penipisan dan kekakuan sklera; penguningan
akibat deposit lemak
• Degenerasi vitreous, yang memperlihatkan
kekeruhan dan mengapungnya debris
• Pelebaran lensa; kehilangan transparansi dan
elastisitas, yang mengurangi akomodasi
• Gangguan penglihtan warna akibat prburukan sel
kerucut retina
• Penurunan reabsorpsi cairan intraokular, yang
menyebabkan glukoma
Telinga dan Pendengaran
• Atropi organ korti dan saraf auditorius
(presbikusis sensoris)
• Ketidakmampuan membedakan konsunan bernada
tinggi
• Perubahan struktural degeneratif dalam
keseluruhan sistem pendengaran
Sistem
Pernapasan
• Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago
yang terus menerus
• Atropi umum tonsil
• Deviasi trakea akibat perubahan di tulang
belakang yang menua
• Peningkatan diameter dada antero posterior
sebagai akibat perubahan metabolimne kalsium dan kalsifikasi kartilago iga
• Kekakuan paru: penurunan jumlh dan ukuran
alveolus
• Kifosis
• Degenerasi atau atropi otot pernapasan
• Panurunan kapasatitas divisi
• Penurunan kakuatan otot inspirasi dan ekspirasi. Penurunan kapasitas vital
• Degenerasi jringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil
elastis paru dan penngkatan kapasitas residual
• Ventilasi buruk pada area basal
• Penurunan
saturasi O2 5%
Sistem
Kardiovaskuler
• Ukuran jantung agak mengecil
• Kehilangan kakuatan kontraktil dan efisiensi
jangtung
• Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35%
pada usia 70 tahun
• Penebalan katup jantung
• Peningkatan ketebalan didding ventrikel kiri
sekitar 20% antar usia 30 dan 80 tahun
• Insfiltrasi jaringan fibrosa pada nodus
sinoatria intermodal, yang
menyebabkan fibrilasi dan fluteratrium
• Di latasi dan peregangan vena
Sistem Pencernaan
• Penurunan elastisitas mukosa
• Penurunan GI,yang menganggu digesti dean
absorpsi
• Penurunan motilitan,dinding usus dan tonus
spingter anal dan kekuatan dinding abdomen
• Perubahan
hati :penurunan berat badan kapasitas regenerative dan aliran darah
• Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi
dan reduksi yang menyebabkan metabolism obat dan detoksifikasi zat kurang
efisien
Sistem
Perkemihan
• Penurunan laju filtrasi glomelurus
• Penurunan aliran darah ginjal sekitar 53%
sekunder akibat penurunan curah jantung
• Penurunan ukuran dan jumlah nefron yang
berfungsi
• Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih
• Penurunan ukuran ginjal
• Pelemahan otot kandung kemih yang menyebabkan
pengosongan yang tidak sempurna dan retensi urine kronis
Sistem Reproduksi Pria
• Penurunan produksi testoteron, yang mengakibatkan
penurunan libido serta atrofi dan pelunakan testis
• Penurunan produksi sperma sekitar 48%-69%
antara usia 60-80 tahun
• Pembesaran kelenjar prostat, dengan penurunan
sekresi
• Penurunan volume dan fiskositas cairan semen
• Reaksi psikologis lebih lambat dan lemah
selama senggama dengan pemanjangan periode refraktori
Sistem Reproduksi
Wanita
• Penurunan kadar estrogen dan progesterone
(sekitar usa 50 thun)karena :
§ Berhentinya ovulasi :atrofi,penebalan,dan
penurunan ovarium
§ Rontoknya rambut pubik dan labia mayora datar
§ Penyesuaian jaringan vulva,terbatasnya
introitus,dan hilangnya elastisitas jaringan
§ Atrofi vagina:lapisan mukosa tipis dan kering
; lingkunan Ph vagina lebih basah
§ Penyusutan uterus
§ Atrofi servik, kegagalan menghasilkan mucus
untuk melumasi penebalan endometrium dan mio metrium
§ Payu dara menggantung : atrofi kelenjar,
jaringan penyokong, dan lemak
§ Putting rata dan penurunan ukuran
Sistem Syaraf
• Perubahan degenerative pada syaraf-syaraf
pusat dan system syaraf perifer
• Transmisi syaraf lebih lambat
• Penurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1%
pwrtahun setelah usia 50 tahun
• Hipotalamus kurang efektif dalam menfatur suhu
tubuh
• Hilangnya neuron dalam kortek selebral
sebanyak 20%
• reflek kornea lebih lambat
• Peningkatan ambang batas nyeri
• Penurunan tidur tahap 3 dan 4, yang
menyebabkan sering terjaga tidur REM juga berkurang
Sistem
imun
• Penurunan mulainya maturitas seksual dan
berlanjut seiring dengan usia
• Kehilangan kemampuan membedakan diri dan bukan
diri
• Kehilangan kemampuan mengenali dan menghancurkan
sel-sel mutan ,yang meningkatkan insiden kangker
• Penurunan respon antibody yang mengakibatkan
kerentanan terhadap infeksi yang sangat besar
• Atrofi tonsilar dan limfadenopati
• Ukuran kelenjar getah bening dan limpa agak
mengecil
Sistem
Musculoskeletal
• Peningkatan jaringan adifosa
• Penurunan masa tubuh yang tidak berlemak dan
kandungan mineral tubuh
• Penurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan
tulang belakang dan penyempitan ruang interfetebra
• Penurunan pembentukan kolagen dan masa otot
• Penurunan viskositas cairan synovial, lebih
banyak membrane synovial yang vibrotik
Sistem
Endokrin
• Penurunan kemampuan menoleransi stress
• Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap
naik lebih lama di bandingkan orang yang lebih muda
• Penurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar
follikel stimulating hormone selama menopaus, yang menyebabkan thrombosis dan
osteoforosis
• Penurunan produksi progesterone
• Penurunan kadar aldoteron serum sebanyak 50%
• Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%
D. Hasil Diskusi
Penambahan Materi
1.
Perkembangan spiritual:
a. Agama atau kepercayaan
semakin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970).
b. Lanjut usia semakin matur
dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak
sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
c. Perkembangan spiritual
pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing, perkembangan yang
dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberi
contoh cara mencintai dan keadilan.
2.
Beberapa masalah sosial dan psikologi yang dihadapi
pada usia lanjut antaralain:
1.
Pensiun
Idealnya, masa pensiun merupakan waktu untuk menikmati hal lain dalam hidup ini, menjadi santai, melaksanakan cita-cita berkelana, aktif dalam bidang sosial dan filsafat. Tetapi kadang-kadang dalam kenyataannya pensiun sering diartikan sebagai ”kehilangan” pekerjaan, penghasilan, kedudukan, jabatan, peran sosial, dan juga harga diri.
Idealnya, masa pensiun merupakan waktu untuk menikmati hal lain dalam hidup ini, menjadi santai, melaksanakan cita-cita berkelana, aktif dalam bidang sosial dan filsafat. Tetapi kadang-kadang dalam kenyataannya pensiun sering diartikan sebagai ”kehilangan” pekerjaan, penghasilan, kedudukan, jabatan, peran sosial, dan juga harga diri.
2.
Fungsi Mental
Pada umumnya
terjadi penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi
prises belajar, pemahaman, pengertian, tindakan dan lain-lain menurun, sehingga
perilaku cenderung lebih lambat. Usia senja yang menderita demensia, perubahan
dan penurunan fungsi kognitif akan lebih jelas dan progresif.
Fungsi psikomotor yang meliputi dorongan kehendak/bertindak pada umumnya mulai melambat sehingga reaksi dan koordinasinya juga menjadi lambat. Sedangkan hal yang positif yaitu dihormati, dituakan, disegani, lebih bijaksana, lebih hati-hati dalam tindakan, tempat meminta nasehat. Secara garis besar ada 5 tipe kepribadian pada usia senja:
Fungsi psikomotor yang meliputi dorongan kehendak/bertindak pada umumnya mulai melambat sehingga reaksi dan koordinasinya juga menjadi lambat. Sedangkan hal yang positif yaitu dihormati, dituakan, disegani, lebih bijaksana, lebih hati-hati dalam tindakan, tempat meminta nasehat. Secara garis besar ada 5 tipe kepribadian pada usia senja:
a.
Tipe
Konstruktif: Orang yang sejak muda dapat menerima fakta dan kehidupan, menjadi
tua diterima dengan santai. Mereka memiliki sifat yang toleran dan fleksibel,
sehingga lentur dalam menerima kenyataan misalnya pensiun, kehilangan pasangan
dan sebagainya, mereka nrimo tetapi bukan pasrah.
b.
Tipe Dependen:
Sifat pasif tak berambisi, optimistik tak dilaksanakan perkawinan terlambat,
didominasi oleh istri. Pada usia senja senang karena pensiun dan santai, banyak
makan dan menikmati hari libur. Tetepi bila mereka kehilangan pasangan hidupnya
merasa kehilangan tempat bergantung yang merupakan masalah besar, sehingga
tidak jarang mereka terus menerus sakit-sakitan dan akhirnya menyusul
pasangannya lebih cepat.
c.
Tipe
Independen (mandiri): Pada masa mudanya merupakan orang yang aktif dalam
pergaulan sosial, reaksi penyesuaian diri cukup baik dan cenderung menolak
tawaran atau bantuan orang lain. Keadaan tersebut cenderung dipertahankan sampai usia
senja sehingga cemas menghadapi masa tua, misalnya cenderung menunda masa
pensiun atau tetap bertahan aktif dalam profesi atau pekerjaannya dan tidak
tampak menikmati masa tuanya.
d.
Tipe
Bermusuhan: Orang yang cenderung menyalahkan orang lain untuk kesalahannya,
sering mengeluh, agresif, curiga, riwayat pekerjaan tidak tetap, tidak dapat
melihat segi positif pada usia lanjut, takut akan kematian, iri terhadap orang
muda. Sering menunjukkan perilaku yang seoalah-olah mencari ketenangan sebagai
gambaran yang menggambarkan dirinya tidak tenang.
e.
Tipe Benci
diri: Orang yang kritis terhadao dirinya, tidak berambisi dalam pekerjaan.
Perkawinan kurang bahagia karena banyak menyesali diri, anak serta pasangan
hidupnya, seolah-olah masa lalu yang seharusnya diisi dengan segala keinginan
sudah lewat, akhirnya pasrah tetapi tidak ”nrimo”. sehingga banyak mengalami
krisis. Takut akan kematian.
3.
Kehilangan
pasangan
Kematian
pasangannya merupakan stress psikososial yang sangat berat.
4.
Fungsi Seksual
Sering menurun
karena penyakit fisik seperti jantung koroner, diabetes melitus, artritis.
Akibatnya harus makan obat anti hipertensi, anti diabetika, steroida, obat
penenang. Sebagian usia senja harus menjalani pembedahan seperti prostatektomi.
Menderita vagintis dan malnutrisi.
5.
Menemukan
Kebahagiaan
Bentuk-bentuk
pernyataan kebahagiaan dan kegembiraan yang khas pada masa muda, tidak lagi
mempunyai daya tarik pada masa usia senja. Ada beberapa kegiatan menarik yang
tidak bisa dilaksanakan, misalnya kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik
misalnya olah raga atau perjalanan jauh
Kebahagiaan di masa lampau sewaktu masih muda, kini bagi kebanyakan usia senja hal-hal tersebut hanya menjadi kenangan. Bagi usia senja, tidaklah menguntungkan untuk bermimpi diluar jangkauannya. Dalam hidup ini tahap demi tahap orang harus mengembangkan minat pada hal-hal yang memberikan kegembiraan apabila mau menjadi orang sepenuhnya.
Setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di masa tuanya. Bagi sementara orang bisa terjadi, cuculah yang menjadi sumber kesenangan dan kepuasan. Orang lain mengembangkan perhatiannya di bidang seni, musik dan buku-buku
Kebahagiaan di masa lampau sewaktu masih muda, kini bagi kebanyakan usia senja hal-hal tersebut hanya menjadi kenangan. Bagi usia senja, tidaklah menguntungkan untuk bermimpi diluar jangkauannya. Dalam hidup ini tahap demi tahap orang harus mengembangkan minat pada hal-hal yang memberikan kegembiraan apabila mau menjadi orang sepenuhnya.
Setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di masa tuanya. Bagi sementara orang bisa terjadi, cuculah yang menjadi sumber kesenangan dan kepuasan. Orang lain mengembangkan perhatiannya di bidang seni, musik dan buku-buku
6.
Kematangan
Iman
Setelah
seseorang memasuki usia tua, banyak terjadi persoalan-persoalan mengenai
kesehatan, dorongan seksual, jaminan ekonomi. Hal-hal seperti ini nampak tidak
stabil lagi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Maka tidaklah mengherankan
apabila timbul kebimbangan iman. Orang akan mempunyai problema yang berat,
apabila imannya tidak berkembang matang.
Pada usia senja, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu diperdalam dan dimatangkan, agar persoalan-persoalan yang dihadapi tidak menjadi terlalu berat.
Pada usia senja, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu diperdalam dan dimatangkan, agar persoalan-persoalan yang dihadapi tidak menjadi terlalu berat.
7.
Menemukan
Makna Hidup.
Salah satu
persoalan pokok orang usia senja ialah pemikiran yang menakutkan bahwa mungkin
dirinya sudah tidak berarti lagi. Dia merasa dirinya sudah tidak diperlukan
lagi ditempat kerjanya, dalam keluarga dan masyarakat. Banyak orang usia senja
yang menderita neurosis dan bermacam-macam ketidakseimbangan mental karena
kekosongan dan tidak adanya tujuan hidup di masa senja.
Pada usia senja, seseorang harus dapat menemukan kembali makna hidupnya. Menemukan kembali makna hidup pada masa senja tergantung pada kesehatan, kemampuan dan situasi konkrit kehodupan pribadi yang bersangkutan.
Bagi beberapa orang, merawat cucu-cucunya dapat menghilangkan rasa takut dan dapat mengembalikan kesadaran baru akan tujuan hidup dan kegembiraan di usia senja. Banyak orang usia senja merasa lebih muda lagi ketika diminta memberi nasihat. Perasaan berguna dan diperlukan, dapat mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri yang sudah menipis dan memberikan makna hidup baru dan tujuan hidupnya.
Pada usia senja, seseorang harus dapat menemukan kembali makna hidupnya. Menemukan kembali makna hidup pada masa senja tergantung pada kesehatan, kemampuan dan situasi konkrit kehodupan pribadi yang bersangkutan.
Bagi beberapa orang, merawat cucu-cucunya dapat menghilangkan rasa takut dan dapat mengembalikan kesadaran baru akan tujuan hidup dan kegembiraan di usia senja. Banyak orang usia senja merasa lebih muda lagi ketika diminta memberi nasihat. Perasaan berguna dan diperlukan, dapat mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri yang sudah menipis dan memberikan makna hidup baru dan tujuan hidupnya.
8.
Membina
Perkawinan Menjadi Satu Kesatuan Yang Baru
Bagi pasngan
suami istri, saat suami pensiun dapat merusak hubungan mereka, tetapi juga
dapat menjadi awal hidup bersama yang sempurna. Pada waktu pensiun, istri takut
apabila suami mencampuri urusan tumah tangga. Dengan ikut campurnya suami dalam
urusan rumah tangga, sering menimbulkan pertengkaran.
Akan tetapi perkawinan dapat juga mengalami perubahan yang sebaliknya. Pada masa suami pensiun hubungan suami istri dapat menjadi intim. Untuk membina perkawinan menjadi satu kesatuan diperlukan komunikasi, hubungan yang mendalam antara suami dan istri.
Akan tetapi perkawinan dapat juga mengalami perubahan yang sebaliknya. Pada masa suami pensiun hubungan suami istri dapat menjadi intim. Untuk membina perkawinan menjadi satu kesatuan diperlukan komunikasi, hubungan yang mendalam antara suami dan istri.
3.
Sepuluh langkah yang dapat diusahakan agar
proses penuaan dapat dikurangi yaitu;
1)
Mengurangi kadar homosistein
Tingginya kadar homosistein akan berpengaruh kepada berbagai
penyakit degeneratif sel termasuk serangan jantung dan stroke. Periksakan
secara rutin kadar homosistein di dalam darah dan bila telah meningkat gunakan
suplemen vitamin B kompleks secara tepat.
2)
Mengatur pola makan
Aturlah pola makan dan zat gizi yang diperlukan tubuh, khususnya
protein. Untuk lebih efektifnya, kurangkanlah kalori yang diperlukan sehingga
2/3 bagian supaya berat tubuh senantiasa tampak ideal dan normal. Penurunan
berat badan dapat diawali dengan pengaturan metabolit yang diperlukan sehingga
kecepatan metabolisme tetap terkendali.
3)
Berolah raga secara teratur
Aktivitas fisik yang teratur dapat mencegah atau mengurangi
tekanan darah tinggi, penumpukan metabolit, obesitas, serangan jantung bahkan
osteoporosis.
4)
Dapatkan persediaan antioksidan yang
optimal
Diet makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti terdapat
dalam sayuran dan buah-buahan segar dapat mengurangi serangan radikal bebas di
dalam sel. Akumulasi radikal bebas inilah yang dapat merusak struktur dan
fungsi biomolekul sehingga pada gilirannya akan mengganggu aktivitas selular
yang ada. Namun diingatkan, ada kemungkinan jika mengkonsumsi antioksidan
secara berlebihan justeru akan menjadi pro-oksidan, sehingga apa yang
diharapkan malah dapat merugikan
5)
Terpenuhinya kebutuhan vitamin C
sebanyak 1000 mg per-hari.
Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan yang
diperlukan tubuh guna menghambat pertumbuhan radikal bebas. Selain itu vitamin
C juga sebagai molekul yang menjaga keseimbangan redoks homeostasis sel serta
pendamping radikal vitamin E keadaan vitamin E semula. Buah-buahan seperti
jambu biji, mangga dan jeruk diyakini kaya akan vitamin C.
6)
Tersediannya suplemen koenzim Q10
(CoQ10, ubikuinon).
Nutrien ini berfungsi untuk menjaga serangan jantung. Tingginya
ketersediaan CoQ10 disertai menurunnya kadar homosistein dapat menjaga dari
kemungkinan serangan jantung yang akut.
7)
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur
Guna membantu analisis dokter, lakukanlah pemeriksaan kadar
homosistein darah, hormon testosteron, estrogen, CoQ10 dan HGH. Lakukan pula
konsumsi vitamin alami guna menjaga beberapa ketidakseimbangan parameter yang
disebutkan tadi.
8)
Suplementasi dengan Human Growth
Hormon (HGH)
Injeksi hormon pertumbuhan yang dilakukan atas izin dan pengawasan
dokter dapat membantu dalam pemulihan berbagai aspek penuaan yang bakal
terjadi, seperti pemulihan dan penguatan otot, mengurangi pengerutan kulit
serta mengurangi rasa sakit dan peradangan.
9)
Detoksifikasi secara periodik
Guna menjaga proses penawar racun tubuh (detoksifikasi) secara
teratur, maka lakukanlah detoksifikasi pada darah dan hati sekurangnya 4x dalam
setahun.
10) Jangan cemas dan bergembiralah
Kecemasan yang selalu menghinggapi hidup kita akan dapat
menyebabkan rasa sedih, putus asa bahkan sering merasa tidak berarti.
Ketahuilah bahwa kegembiraan senantiasa memberikan semangat baru dalam setiap
aktivitas yang dikerjakan. Ekspresi genetik di dalam sel akan sangat
dipengaruhi pula oleh kemampuan kita untuk beraktivitas dan suasana happy yang
selalu diciptakan sendiri.
Pertanyaan
1. Apa
dampak
negatif pada kulit
dari
obat-obatan
herbal? -Arif
2. Apakah stress dapat
mempercepat proses penuaan? -Dian
3. Perbedaan proses penuaan
pada wanita dan laki-laki? -Selly
4. Apa
maksud dari
berkurang
komitmen pada teori disengagement? -Novita
5. Apakah ada salah
satu penyakit yang mempercepat penuaan? -Utari
6. Faktor apa yang bisa
menyebabkan penuaan selain dari faktor lingkungan dan apa yang menyebabkannya? –Ade
7. Apakah semua teori
penuaan akan terjadi pada manusia? –Yasi
8. Apa peran perawat
terhadap teori penuaan? –Useng
Jawaban
1. Obat–obattan herbal yang mengandung alkohol ataupun bahan pengawet dapat mengakibatkan
kerusakan pada kulit (kerusakan sel dan jaringan kulit) kecuali obat–obatan
herbal yang pengolahannya secara murni atau langsung tanpa menggunakan bahan
campuran yang berbahaya.
2. Ya, karena stress murupakan salah satu factor
intrinsik di mana sel atau jaringan akan mengalami kerusakan diakibatkan oleh
peningkatan hormol epineprin dan penbulu darah akan vasokontriksi akibat otot–otot yang menegang.
3. Sama, akan tetapi ada perbedaan pada saat
penuaan pada sistem reproduksi pada wanita akan terjadi menopause
akan tetapi pada laki–laki tidak terjadi.
4. Maksud dari berkurangnya komitmen pada teori disengagement,
komitmen adalah perjanjian. Jadi, pada saat menua terjadi penurunan atau
kurangnya sosialisasi yang lebih bisa dikarenakan sakit atau lupa. Misalnya,
pada saat janji akan datang ke pengajian rutin, tapi karena orang tua sakit,
jadi dia tidak ikut dalam pengajian rutin itu.
5. Secara teori proses penuaan pada umunnya sama
hanya didalam suatu penyakit ada yang mempercepat proses penuaan atau mutasi
gen secara cepat misalnya penyakit progeria.
6. Ada dua
faktor yang menyebabkan proses penuaan lebih
cepat yaitu:
Faktor intrinsik :
·
nutrisi
atau pola makan
·
gaya
hidup
·
stress
Faktor
ekstrinsik dari lingkungan pribadi dan sosial
7. Semuanya akan melewati teori penuaan hanya
didalan pelaksanaan teori penuaan ada yang berasil melewati dan ada juga yang
gagal melewati teori penuaan ini.
8. Peran perawat
terhadap teori – teori penuaan
Tugas Perawat dalam Teori Biologi
Perawat harus
mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang berhubungan
dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.
Tugas Perawat Dalam Teori Sosial
Perawat sebaiknya
memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar
pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses menua didefinisikan sebagai perubahan
yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
Poses penuaan berkaitan dengan peningkatan
jumlah cross lingkages antar molekul, peningkatan radikal bebas, mitokondria
menjadi kurang efisien, menurunnya fungsi membran dan peningkatan autoimun.
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek
biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori biologik sosial dan fungsional
telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai
proses menua.
Dan pendekatan multidisiplin mengenai
teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori
tersebut dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia
lanjut termasuk aspek fisik, mental atau emosional
dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan
dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada
klien lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Stanley,Mickey. Beare,Patricia Gauntlett. 2007. Buku
ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Stockslager,Jaime L. Schaeffer,Liz. 2008. Asuhan
Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2008.
Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.
http://www.yarsi.ac.id/component/content/article/69-fakultas-kedokteran/162-bag-biokimia-fk-universitas-yarsi.html
07.29
|
nuii azizah website
Label: Keperawatan Gerontik
Permalink 0
Read more>>
Label: Keperawatan Gerontik
Permalink 0
Read more>>
Langganan:
Postingan (Atom)